Suara.com - Nur Hidayah (35) tak menyangka putra keduanya diduga diimunisasi dengan vaksin palsu di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Bunda.
Menurut daftar yang dirilis Kementerian Kesehatan, RSIA Sayang Bunda merupakan satu dari 14 rumah sakit yang diduga menerima pasokan vaksin palsu.
Setelah mengetahui hal tersebut, Nur pun langsung mengingat bahwa putranya pernah mengalami bintik-bintik merah sejak diberikan vaksin imunisasi pertama. Ia khawatir, efek tersebut merupakan dampak dari vaksin palsu.
"Kalau dari pertama dikasih imunisasi ada efek bintik-bintik merah, cuma kita kan nggak tahu itu vaksin palsu," ujar Nur kepada Suara.com di RSIA Sayang Bunda, Bekasi, Senin (18/7/2016).
Tak hanya itu, ibu dua anak itu juga menuturkan, pada usia tujuh bulan putranya mengalami kondisi badan panas, gatal-gatal hingga mengalami bengkak selama seminggu.
"Pas tujuh bulan habis di vaksin badanya ko panas, terus bentol-bentol sampai bengkak. Waktu muncul vaksin palsu, kemungkinan bintik-bintik hingga bentol itu dari vaksin palsu. Awalnya mikirnya dari susu dan makanan, karena kata dokternya karena alergi susu atau alergi makanan," ceritanya.
Lebih lanjut Nur menuturkan, putranya yang kini berusia setahun, telah mendapatkan vaksinisasi lengkap di RSIA Sayang Bunda. Vaksin yang telah diberikan yakni vaksin vaksin BCG, Campak, Hepatitis, Polio, hingga vaksin untuk radang paru yang sudah diberikan dengan harga yang terbilang tidak murah.
Nur menambahkan, usai diberikan vaksinasi ulang, putranya akan diberikan vaksinasi tambahan. Pasalnya dirinya baru mendapatkan satu vaksinasi. Sementara masih ada dua vaksin yang belum diberikan pihak RSIA Sayang Bunda.
"Anak saya kan yang ketahuan di sini kan Pediacel, sementara itu sudah 3 kali vaksin. Jadi untuk kelanjutannya bulan depan katanya dikabari lagi dari dinas kesehatan," ungkapnya.
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO