Bos PT. Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan selesai menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (27/6/2016). [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengaku memiliki hubungan dekat dengan bos PT. Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan. Prasetio mengatakan sering berkonsultasi dengan Aguan terkait rencana tata ruang Pantai Utara Jakarta.
"Saya sering konsultasi dengan beliau karena saya lihat tata ruang yang baik di Jakarta itu cuma di Pluit," kata Prasetio saat menjadi saksi dalam sidang suap reklamasi dengan terdakwa Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan Bungur Raya Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan sudah lama kenal Aguan. Bahkan, sebelum menjadi anggota dewan, pernah bekerja di Agung Sedayu Group.
"Saya dekat dengan beliau. Saya sering sowan kepada beliau," kata Prasetio.
Aguan sudah lama berkecimpung dalam dunia pembangunan properti. Itu jadi alasan Prasetio ingin belajar perencanaan tata ruang kepada Aguan.
"Hanya untuk pegangan saya, sehingga nanti pas putuskan di DPR saya sudah mengerti," katanya.
Dia menjelaskan konsultasi dengan Aguan dilakukan sebelum DPRD DKI Jakarta mulai membahas rancangan peraturan daerah tentang reklamasi. Dia mengatakan konsultasi dilakukan agar bisa memberi penjelasan secara detail saat raperda dibahas dengan eksekutif.
Bermodalkan hubungan yang baik tersebut, dia berinisiatif mengajak kolega di DPRD, seperti Mohamad Taufik, Selamat Nurdin dan Ongen Sangaji datang ke rumah Aguan.
"Iya, itu hanya silaturahmi, karena sejak saya jadi ketua dewan belum pernah bertemu Pak Aguan lagi, makanya saya ajak teman-teman, daripada saya jalan sendiri, awalnya memang saya ingin pergi sendiri," kata Prasetio.
Selain Prasetio, saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum dari kalangan DPRD DKI Jakarta pada sidang hari ini adalah Taufik, M. Sangaji, dan Selamat Nurdin.
Pada sidang sebelumnya, jaksa menghadirkan mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi. Dalam sidang tersebut, Sanusi yang sudah menjadi tersangka penerima suap reklamasi mengakui adanya pertemuan yang dihadiri empat pemimpin DPRD dengan Ariesman dan Aguan.
"Saya sering konsultasi dengan beliau karena saya lihat tata ruang yang baik di Jakarta itu cuma di Pluit," kata Prasetio saat menjadi saksi dalam sidang suap reklamasi dengan terdakwa Ariesman Widjaja dan Trinanda Prihantoro di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan Bungur Raya Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan sudah lama kenal Aguan. Bahkan, sebelum menjadi anggota dewan, pernah bekerja di Agung Sedayu Group.
"Saya dekat dengan beliau. Saya sering sowan kepada beliau," kata Prasetio.
Aguan sudah lama berkecimpung dalam dunia pembangunan properti. Itu jadi alasan Prasetio ingin belajar perencanaan tata ruang kepada Aguan.
"Hanya untuk pegangan saya, sehingga nanti pas putuskan di DPR saya sudah mengerti," katanya.
Dia menjelaskan konsultasi dengan Aguan dilakukan sebelum DPRD DKI Jakarta mulai membahas rancangan peraturan daerah tentang reklamasi. Dia mengatakan konsultasi dilakukan agar bisa memberi penjelasan secara detail saat raperda dibahas dengan eksekutif.
Bermodalkan hubungan yang baik tersebut, dia berinisiatif mengajak kolega di DPRD, seperti Mohamad Taufik, Selamat Nurdin dan Ongen Sangaji datang ke rumah Aguan.
"Iya, itu hanya silaturahmi, karena sejak saya jadi ketua dewan belum pernah bertemu Pak Aguan lagi, makanya saya ajak teman-teman, daripada saya jalan sendiri, awalnya memang saya ingin pergi sendiri," kata Prasetio.
Selain Prasetio, saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum dari kalangan DPRD DKI Jakarta pada sidang hari ini adalah Taufik, M. Sangaji, dan Selamat Nurdin.
Pada sidang sebelumnya, jaksa menghadirkan mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi. Dalam sidang tersebut, Sanusi yang sudah menjadi tersangka penerima suap reklamasi mengakui adanya pertemuan yang dihadiri empat pemimpin DPRD dengan Ariesman dan Aguan.
Komentar
Berita Terkait
-
Kontroversi Sugianto Kusuma Alias Aguan, Pengusaha yang Dipanggil Presiden ke Istana
-
Berapa Total Kekayaan Aguan? Bos Agung Sedayu Group, Pemilik Sertifikat Pagar Laut yang Bikin Ribut Satu Indonesia!
-
Emiten Milik Aguan Kempit Laba Bersih Rp284 Miliar, Cuan Sewa Lahan Melejit
-
Harta Kekayaan Sugianto Kusuma alias Aguan, Senangkan Jokowi dengan Investasi IKN Rp20 Triliun
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik