Suara.com - Jaksa Agung M. Prasetyo meminta maaf kepada publik karena terkesan tertutup menjelang pelaksanaan eksekusi mati terhadap empat terpidana kasus narkoba. Alasannya, agar rencana tersebut berjalan lancar.
"Maaf kepada masyarakat sekalian, karena eksekusi mati saya terkesan tertutup diri. Pertama menghendaki eksekusi agar tertib dan lancar, menghindari tuduhan mendramatisasi dan mensinetronisasi kegiatan ini. Hari ini saya memberikan penjelasan secara resmi," kata Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jalan Hasanuddin 1, Jakarta Selatan, Jumat (29/7/2016).
Empat terpidana yang dieksekusi yaitu Syek Usmani (42) asal warga Nigeria, Humprey Ejite alias Doctor (41) asal Nigeria, Michael Titus (36), dan Freddy Budiman (39) asal Indonesia.
Prasetyo mengatakan eksekusi mati terhadap empat terpidana dilakukan dinihari tadi jam 00.45 WIB.
"Dinihari, langsung Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum yang ditugaskan mengkoordinir di Nusakambangan, eksekusi terhadap empat terpidana mati, pelaksanaannya berlangsung 00.45 WIB, dini hari tadi," ujar Prasetyo.
Eksekusi, katanya, dilakukan di lokasi yang sama dengan pelaksanaan eksekusi jilid dua pada 29 April 2015.
"Eksekusi dilakukan lapangan tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, setelah evaluasi kembali tempat itu masih ideal untuk eksekusi mati," ujar Prasetyo.
Prasetyo mengatakan jalannya eksekusi mati tertunda sebentar gara-gara cuaca yang kurang mendukung.
"Tidak ada gangguan dan hambatan pada eksekusi, cuaca sedikit kurang bersahabat, karena turun hujan lebat pukul 00.01 WIB seharusnya eksekusi, dan baru dapat dilakukan 00.45 tadi," kata Prasetyo.
Berita Terkait
-
Hamas Hukum Mati Anggotanya Sendiri Atas Tuduhan Homoseksualitas dan 'Percakapan Tak Bermoral'
-
Hukuman Mati Tak Beri Efek Jera, Pemerintah Didesak Hapus Eksekusi
-
Tragedi Amuk Mobil dan Penusukan Massal Tewaskan 35 Orang, China Eksekusi Mati 2 Pelaku
-
Ulasan Film Lasagna: Sedihnya Permintaan Terakhir Terpidana Eksekusi Mati
-
Predator Seks Iran Dieksekusi di Depan Publik Setelah Memperkosa Puluhan Wanita
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Jadi Juaranya Hemat! ShopeePay 11.11 Tawarkan Gratis Admin dan Promo Transaksi Harian Menarik
-
Rebut Poster Pendukung Delpedro Cs, Kapolsek Pasar Minggu: Kami Jaga Muruah Persidangan!
-
Cak Imin Peringatkan: Kamboja Bukan Negara Aman untuk Pekerja Migran Indonesia
-
Menkeu Purbaya Jawab Kritik, Sebut Gaya 'Koboi' Perintah Langsung dari Presiden Prabowo
-
KPK Ungkap Alasan Penghentian Kasus Lahan RS Sumber Waras
-
Praperadilan Delpedro Ditolak, Pendukung Beri Kartu Merah ke Hakim: Bebaskan Kawan Kami!
-
Tangis Histeris Ibunda Pecah di Pengadilan Usai Praperadilan Delpedro Ditolak
-
Geger Grup WA 'Mas Menteri', Pengacara Nadiem Bantah Atur Proyek Chromebook
-
Sudah Diizinkan Hakim untuk Pindah, Jaksa Agung Ngotot Minta Anak Riza Chalid 'Dikembalikan'!
-
Jakarta Punya 111 Stasiun Aktif Jaga Lingkungan, Warga Akui Pentingnya Data Valid Kualitas Udara