Kelompok bersenjata Filipina, Abu Sayyaf Grup, yang menyandera tujuh kru "tugboat" atau kapal tunda Charles, telah memberi tenggat waktu pembayaran uang tebusan terkait pembebasan sandera.
"Saya memang mendengar ada batas waktu yang diberikan oleh penyandera untuk membayar uang tebusan seperti yang mereka minta, tetapi saya tidak tahu persis berapa hari batas waktu yang diberikan," ujar Public External Relation PT Rusianto Bersaudara, Taufik Rahman, kepada wartawan di Samarinda, Selasa (2/8/2016).
Ia juga mengaku belum bisa memastikan, apakah negosiasi uang tebusan yang sebelumnya diminta kelompok Al Habsy Misaya, salah satu faksi Abu Sayyaf Grup yang menyandera empat kru kapal tunda Charles sebesar 250 juta Peso, turun menjadi 150 juta Peso.
"Tentu, upaya untuk mencari titik temu terus dilakukan, termasuk masalah nilai uang tebusan itu. Setahu saya, nilainya masih sama seperti sebelumnya yakni 250 juta Peso dan sejauh ini saya belum mendengar ada angka lainnya," katanya.
"Berapa pun nilainya yang dipandang baik oleh perusahaan, belum tentu menjadi pas dari segi pemerintah. Kami (perusahaan) tentu mengikuti arahan dan langkah dari pemerintah terkait upaya-upaya pembebasan kru kapal tunda Charles," tutur Taufik Rahman.
Dari komunikasi yang dilakukan dengan pihak penyandera lanjut Taufik Rahman, kondisi ketujuh sandera dalam keadaan baik dan sehat, termasuk tiga kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok lain, tetapi masih salah satu faksi Abu Sayyaf Grup yakni, Ferry Arifin (nahkoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) serta Edi Suryono (Masinis II), yang juga dalam kondisi sehat.
"Dari informasi yang kami terima, ketujuh kru kapal tunda Charles yang disandera dalam dua kelompok berbeda itu dalam keadaan baik. Memang, ada perbedaan pengertian mengenai sakitnya tetapi mungkin mereka sakit akibat hanya kecapean karena mereka berpindah-pindah," katanya.
"Komunikasi dengan tiga kru lainnya yang disandera kelompok lain tidak selancar dengan komunikasi dengan empat kru yang disandera oleh Al Habsy Misaya. Jadi, kelompok penyandera empat kru itu memberi keleluasaan berbicara terkait kondisi mereka sementara tiga kru lainnya kurang lancar tetapi tetap ada komunikasi. Terkait lokasi, tidak pernah mereka sebutkan dimana," ujar Taufik Rahman.
Ia menyatakan, perwakilan keluarga kru kapal tunda Charles telah berangkat ke Jakarta sejak Minggu (31/7/2016).
Perwakilan keluarga kru yang disandera itu mendatangi Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk meminta keterangan dari pemerintah.
Pertemuan antara lima anggota keluarga WNI yang menjadi sandera dengan pejabat Kementerian Luar Negeri itu juga dihadiri oleh anggota Komisi I DPR, yakni Irine Yusiana Roba Putri dan Charles Honoris.
Tujuh kru Kapal Charles diketahui telah disandera kelompok bersenjata di selatan Filipina sejak 22 Juni 2016 lalu. Awak kapal yang disandera yakni Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman), dan Robin Piter (juru mudi). (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar