Suara.com - Istri Ismail, Mualim I kapal tunda Charles, Dian Megawati Ahmad, mengaku kembali dihubungi Al Habsy, salah satu faksi Abu Sayyaf, kelompok yang mengklaim menyendera suaminya.
"Hari ini (Kamis), saya kembali dihubungi orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy," ujar Dian Megawati di Samarinda, Kamis (28/7/2016).
Namun, Dian Megawati belum mau merinci terlalu jauh terkait isi pembicaraan telepon dengan pihak Al Habsy tersebut.
"Pada intinya sama dengan komunikasi sebelumnya, yakni terkait uang tebusan yang mereka minta sebesar 250 juta peso atau sekitar Rp69 miliar. Mereka tidak memberi tenggang waktu tetapi seperti sebelumnya orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy itu meminta agar uang tebusan secepatnya diberikan," tuturnya.
"Tapi kali ini, saya diberi kesempatan berbicara dengan suami saya (Ismail) dan beberapa sandera. Besok (Jumat) baru saya akan menyampaikan ke wartawan, karena hari ini saya sedikit pusing," kata Dian.
Sebelumnya, yakni pada Selasa (26/7) dan Rabu (27/7) kelompok Al Habsyi Misaya, salah satu faksi kelompok bersenjata Filipina Abu Sayyaf, mengancam akan membunuh empat kru kapal tunda Charles, jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuhi perusahaan.
"Saya dihubungi oleh orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy Misaya, mengancam akan membunuh kru kapal tunda Charles satu per satu jika tuntutan uang tebusan mereka tidak dipenuhi," ungkap Dian.
Ia mengaku pertama kali ditelepon oleh orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy pada Selasa (26/7) sekitar pukul 17. 47 Wita.
"Saya pertama kali ditelpon oleh orang yang mengaku dari kelompok Al Habsyi kemarin (Selasa). Orang yang menelpon itu menggunakan bahasa Inggris dan menyampaikan uang tebusan terhadap empat kru kapal tunda Charles yang mereka tawan sebesar 250 juta peso atau sekitar Rp69 miliar," katanya.
Menurut Dian, AbuSayyaf minta uang tebusan itu diantar ke Filipina. Mereka hanya menyebut keempat sandera yang saat ini ditawan yakni, Ismail, Muhammad Sofyan (Oliman), Muhammad Nasir serta Robin Piter (juru mudi).
"Selama komunikasi sejak kemarin, mereka tidak menyebut tiga kru kapal tunda lainnya," kata Dian.
Ia meyakini, orang yang mengklaim sebagai anggota kelompok Al Habsy tersebut merupakan orang yang sama saat pertama kali menghubunginya, yakni pada Rabu (23/6) yang menyampaikan telah menyandera kru kapal tunda Charles.
Tujuh kru kapal tunda Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak Senin (20/6), yakni Ferry Arifin (nahkoda), Ismail (Mualim I), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM), Edi Suryono (Masinis II), Muhammad Nasir (Masinis III), Muhammad Sofyan (Oliman) serta Robin Piter (juru mudi). (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis