Suara.com - Perang saudara yang tidak kunjung usai di Suriah sejak 2011 bukan hanya telah menyebabkan banyak nyawa hilang. Terparah lagi, jutaan masyarakat harus rela mengungsi meninggalkan kampung halaman demi bertahan hidup.
Salah satunya seperti yang dialami Rami Anis. Setahun yang lalu, lelaki kelahiran Aleppo, Suriah, 18 Maret 1991, ini dengan amat terpaksa harus meninggalkan negeri tercinta bersama-sama pengungsi lainnya untuk mencari suaka ke Eropa.
Dengan menaiki sampan kecil, Anis menyeberangi lautan Mediterania yang terkenal cukup ganas menuju Turki. Setelah itu, bersama para pengungsi lainnya Anis melanjutkan perjalanan ke Yunani sebelum akhirnya sampai di Belgia.
Kerasnya perjalanan hidup yang harus ditempuh itu, kini telah berganti suka cita bagi Anis. Berada di bawah naungan bendera Tim Olimpiade Pengungsi, Anis berhasil mewujudkan cita-citanya tampil di Olimpiade.
Tepat pada, Selasa (9/8/2016) waktu setempat atau Rabu dini hari WIB, Anis untuk pertama kalinya tampil di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dengan turun di nomor 100 meter gaya bebas putra di Olympic Aquatic Stadium.
Turun di Heat 2, Anis mencatatkan waktu 54,25 detik. Catatan ini membuatnya berada di urutan keenam. Kendati tak lolos ke babak berikutnya, namun Anis mengaku tetap bangga bisa tampil di Olimpiade 2016.
"Ini perasaan yang luar biasa bisa tampil di Olimpiade. Ini mimpi yang jadi nyata buat saya dan saya tidak ingin terbangun dalam mimpi ini," kata Anis yang sangat ingin bertemu dan berfoto bareng dengan idolanya Michael Phelps, perenang andalan Amerika Serikat.
Anis merupakan satu dari 10 atlet yang masuk bagian dari Tim Olimpiade Pengungsi, termasuk diantaranya sesama perenang asal Suriah, Yusra Mardini.
Lebih jauh, Anis menceritakan satu-satunya penyesalannya di Olimpiade kali ini adalah tidak tampil di bawah bendera Suriah. Dia pun berharap perang segera berakhir di Suriah, sehingga nantinya dia bisa tampil di Olimpiade mendatang di Tokyo; tahun 2020.
"Ada perasaan cannggung tidak tampil di bawah bendera negara Anda. Saya berharap di Olimpiade 2020 tidak akan ada lagi pengungsi dan kita bisa kembali ke rumah masing-masing. Tidak ada yang lebih berharga di hatiku selain tanah airku," pungkas Anis yang masih akan tampil di nomor 100 meter gaya kupu-kupu, Jumat nanti. (AFP)
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Aksi Culas Bos Pangkalan Elpiji Terbongkar, Oplos Tabung Gas hingga Raup Rp70 Juta Saban Bulan
-
Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
-
Dapur MBG Penyebab Keracunan di SDN Gedong Tak Bersertifikat, Komnas PA Tuntut Tanggung Jawab Hukum
-
Anggota DPR Desak 'Rebranding' Program Makan Bergizi: 'Gratis'-nya Dihapus, Konotasinya Negatif
-
22 Siswa SDN 01 Gedong Diduga Keracunan MBG, Pramono Anung Enggan Berkomentar
-
Tinjau Langsung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Begini Pesan Menag Nasaruddin Umar
-
Marak Kasus Keracunan, Komnas PA Tolak Guru Jadi Bahan Uji Coba Sampel MBG
-
Gelar Aksi di Monas, Ibu-Ibu Kritik MBG: 8.649 Anak Keracunan Bukan Sekadar Angka Statistik!
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Takjub Adab Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Amien Rais Terenyuh: Buat Saya Artinya Dalam