Suara.com - Banyak sisi positif yang dinilai dari sosok Mantan Menteri Koperasi dan UKM era Presiden BJ Habibie, Adi Sasono. Anak kedua Adi, Aji Erlangga Sasono mengatakan, ayahandanya adalah figur orang yang profesional.
Aji mengatakan, dalam setiap menyelesaikan pekerjaan, harus memisahkan sekat politik serta SARA. Sehingga hasil kerjanya bisa berguna untuk masyarakat luas.
"Pesan bapak harus sekat ideologi, melepaskan sekat politik, suku bangsa dan ras. Kemudian, pesan bapak untuk kami adalah hidup harus membuat sejarah," kata Aji di rumah duka, Jalan Swakarya, Cilandak, Jakarta, Minggu (14/8/2016).
Selain itu, Aji mengatakan, ayahandanya itu kerap mendorong untuk penciptaan ideologi ekonomi kerakyatan. Adi juga dikenal serbagai tokoh di sejumlah lembaga swadaya masyarakat. Dia juga merupakan salah seorang pendiri ICMI yang aktif dalam kegiatan koperasi.
"Pesan ke rekan-rekan di koperasi dan aktivis, untuk tidak berhenti menanamkan ideologi kerakyatan," kata dia.
Adi juga dikenal sebagai orang yang religius. Menurut Aji, ayahnya selalu berpesan supaya tidak mendustakan agama dan selalu menyayangi orang lain.
"Bapak selalu mengulang-ngulang, jangan menghardik anak yatim dan orang miskin," ujarnya.
"Padahal bapak masih kerja tiap hari, masuk kantor. Kecuali seminggu terakhir ini," tambah dia.
Mendiang Adi Sasono meninggal di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pukul 17.20 WIB. Mantan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini menghembuskan nafas terakhirnya beberapa hari setelah menjalani kemoterapi.
Semasa hidup, laki-laki kelahiran Pekalongan, 16 Februari 1943 tersebut pernah menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM era Kabinet Reformasi Pembangunan. Dia juga dikenal sebagai aktivis LSM dan mengepalai ICMI.
Pada Pemilu 2004, almarhum mendirikan Partai Merdeka. Saat menjabat sebagai Menkop dan UKM, almarhum pernah dijuluki Indonesia The Most Dangerous Man oleh media luar negeri. Namun, julukan ini dibantah lewat wawancaranya dengan Los Angeles Times.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!