Suara.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan mengatakan pemerintah harus kerjasama dengan dunia internasioal jika ingin serius memerangi peredaran narkoba di tanah air. Menurutnya, adanya dugaan sindikat jaringan narkoba lintas negara, terungkap dari testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang ditulis Koordinator KontraS Haris Azhar.
Kata dia, bentuk kerjasama yang bisa dilakukan Indonesia dengan negara lain yakni pertukaran informasi untuk bisa melacak jalur peredaran narkoba internasional.
"Tehnis exchange of informasion jadi antara kita dengan negara lain yang kita trek sebagai jalur peredaran narkoba atau produsen narkoba sharing informasi. Dari sharing informasi itu bisa untuk sharing penanganan," kata Muftachan usai menjadi pembicara dalam diskusi publik 'KontraS: Bagaimana Membongkar Alur Uang Narkoba?' di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/8/2016).
Menurutnya, bentuk kerjasama yang lain adalah menggelar pertemuan yang secara khusus membahas soal sindikat peredaran narkoba internasional.
"Kerjasama lain yang non teknis bisa digalakan pemerintah untuk membangun semacam forum-forum internasional, kawasan regional menjadi forum untuk sharing pengetahuan, sharing teknis menangani kasus-kasus seperti ini," kata dia.
Maftuchan optimis jika pemerintah memiliki komitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara lain maka tidak menuntup kemungkinan bisa menutup akses sindikat narkoba masuk ke Indonesia
"Kalau kita bergerak ke arah sana bisa akan dipandang sebagai negara yang punya komitmen tinggi dalam pemberantasan narkoba, sehingga kita bisa mulai mulai mengakhiri posisi negara kita yang selalu menjadi sasaran peredaran narkoba ini," katanya.
Lebih lanjut, Maftuchan menambahkan apabila pemerintah tidak bisa berkoordinasi dengan dunia internasional, maka aparat penegak hukum bakal kesulitan untuk menangani peredaran narkoba kelas kakap yang melibatkan warga negara asing.
"Itu hasil yang bisa kita dapatkan, tapi kalau kita tidak bisa memanfaatkan kerjaasama internasional, kita akan kewalahan terus, nggak akan mungkin bisa menangani sendiri, karena produsen tidak hanya domestik tetapi di internasional. Banyak pembawa narkoba yang masuk ke Indonesia WNA kan, itu yang bisa dilakukan," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
Terkini
-
Segera Punya SLHS! BGN Bakal Tutup Sementara SPPG yang Tak Daftar ke Dinkes
-
Di DPR, Menteri Agama Ungkap Angka Perceraian di Indonesia Turun
-
Kasus Kerangka Kwitang Janggal, Komisi III DPR Usulkan Pembentukan TGPF
-
Dugaan Mark Up Mesin Jahit Rp4 Miliar, Kejari Geledah Kantor Sudin UMKM Jakarta Timur
-
Tangan dan Mulut Terikat! Polisi Ungkap Kronologi Penemuan Mayat Tanpa Identitas di Tol Jagorawi
-
Kamis Diperiksa Sebagai Tersangka Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Cs Tegaskan Tak Gentar
-
Geger di Manokwari! Istri Pegawai Pajak Diculik, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Buru Pelaku
-
Panggilan untuk PNS Terbaik! KPK Buka 6 Jabatan Direktur dan Kepala Biro, Cek Posisinya
-
Diganjar Penghargaan Teladan, Tito Karnavian Beberkan Kunci Sukses Pimpin Negara Kompleks
-
288 Ribu Papan Interaktif Dikirim ke Sekolah, Mendikdasmen Harap Proses Belajar Lebih Inspiratif