Suara.com - Federasi Tenis Rusia menyebut sanksi selama dua tahun karena kasus doping yang dijatuhkan pada Maria Sharapova sejak Juni 2016 lalu, kemungkinan bisa dicabut pada Januari 2017 mendatang.
"Segalanya akan diputuskan pada September. Memang mustahil untuk berkata dengan pasti (pencabutan hukuman Sharapova). Tapi saya pikir, ia akan bisa bermain kembali pada Januari tahun depan," kata Ketua Federasi Tenis Rusia Shamil Tarpishchev, Senin.
Sharapova yang pernah menjadi petenis wanita nomor satu itu, dihukum dengan larangan tidak bisa bertanding selama dua tahun, karena terbukti positif menggunakan meldonium dalam turnamen Australia Open pada Januari.
Petenis berusia 29 tahun itu juga, sesungguhnya masuk dalam daftar petenis Rusia yang akan berlaga di Olimpade Rio de Janeiro, akan tetapi Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), menunda keputusan banding Sarapova untuk melawan sanksinya hingga September 2019 mendatang.
Karena penundaan itu, Sharapova kemudian mencari cara agar hukuman yang dijatuhkan oleh Federasi Tenis Internasional (ITF), untuk bisa dihilangkan atau dikurangi.
Sementara itu pihak CAS menyatakan penundaan putusan tersebut karena Sharapova dan ITF membutuhkan lebih banyak waktu untuk melengkapi dan menanggapi pembuktian yang diajukan masing-masing pihak.
Sebelumnya, Maria Sharapova dianggap lalai terkait penggunaan meldonium yang dipakainya dalam satu dekade terakhir. Sharapova sendiri punya alasan menggunakan zat tersebut, yaitu untuk mengobati diabetes dan kekurangan magnesium.
Namun, sejak Desember 2015, meldonium sudah dimasukkan ke dalam zat terlarang bagi atlet karena terbukti meningkatkan aliran darah dan memompa kinerja atletik seseorang. Pemberitahuan bahwa meldonium terlarang, sudah disampaikan oleh WADA (World Anti-Doping Agency) melalui surat elektronik, namun Maria Sharapova mengaku tidak membaca surat tersebut.
Barulah pada tes di Australia Terbuka pada awal tahun ini, Maria Sharapova menyadari kesalahannya, yaitu setelah terbukti menggunakan doping karena adanya meldonium dalam tubuhnya.
Sanksi selama dua tahun yang dijatuhkan ITF tersebut membuat Sharapova kehilangan peluang untuk menambah lima grand slam yang sudah dikoleksinya. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Apa Kabar Mykhailo Mudryk? Menghilang Gegara Kasus Doping Ternyata Sudah Alih Profesi
-
Jalan Panjang Paul Pogba: dari Sanksi Doping sampai Kembali Memiliki Klub
-
Antisipasi Kecelakaan, Sopir Angkutan Mudik Wajib Jalani Tes Bebas Doping hingga Alkohol
-
Timnas Prancis Belum Tutup Pintu untuk Paul Pogba
-
Resmi! Paul Pogba Disanksi Empat Tahun Larangan Bermain Buntut Kasus Doping
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera