Suara.com - Aktivis Ratna Sarumpaet bersama sejumlah warga korban penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon di DPR, Kamis (15/9/2016). Perwakilan warga yang datang bareng Ratna berasal dari Kampung Pulo, Rawajati, Kampung Aquarium, dan Jatinegara.
Mereka datang untuk mengadukan kebijakan penertiban pemukiman padat penduduk yang dilakukan pemerintahan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka tidak terima penertiban dilakukan dengan melibatkan aparat tentara dan polisi. Selain itu, menurut mereka, proses penggusuran yang tidak melalui proses mediasi dan negosiasi tentang kompensasi.
"Polanya seperti modus penaklukan dan terbiasa sehingga menganggap ini benar. Misalnya, di Kampung Pulo mengerahkan polisi sebanyak-banyaknya, di Kalijodo tidak hanya polisi, tapi juga tentara," kata Ratna.
Ratna membandingkan kebijakan Ahok dalam menertibkan pemukiman penduduk dengan kebijakan Sutiyoso ketika masih menjadi gubernur Jakarta. Ratna memuji kebijakan Sutiyoso karena caranya lebih baik dan tidak menimbulkan kegaduhan.
"Selain itu, di era Pak Sutiyoso tempat relokasinya juga terdapat sekolah di situ, ada rumah sakit di situ, TK sampai SMA. Sementara yang dibuat di era Ahok, tempat relokasi itu mirip camp konsentrasi zaman Nazi. Orang masuk keluar tidak sembarangan. Mau salat saja tas ditahan dulu," kata Ratna.
Ratna berharap Fadli Zon memperjuangkan aspirasi warga. Sebab, lembaga lain dianggap tidak mau mendengar.
"Saya berharap tidak ada Ahok atau sejenis Ahok memimpin sampai tingkat RT sekalipun. Dan, saya ingin memastikan kursi Gubernur tidak diduduki orang yang korup dan menghalalkan segala cara. Saya nggak tahu kepada siapa lagi saya mengadu," tuturnya.
Menanggapi itu, Fadli Zon mengatakan akan segera menyampaikan permasalahan tersebut kepada Komisi II dan Komisi III untuk ditindaklanjuti.
Fadli Zon mengatakan setelah mempelajari pengaduan, dia akan meninjau langsung area yang jadi obyek masalah.
"Saya prihatin dengan ini. Dan, orang seperti Bu Ratna kan sekarang tinggal sedikit. Saya akan mendukung ini," kata Fadli.
Berita Terkait
-
Kemenbud Luncurkan Buku Sejarah Ulang, Fadli Zon Tegaskan Bukan Ditulis Pemerintah
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
DPR Ajak Publik Kritisi Buku Sejarah Baru, Minta Pemerintah Terbuka untuk Ini...
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
70 Cagar Budaya Ikonik Sumatra Rusak Diterjang Bencana, Menbud Fadli Zon Bergerak Cepat
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
Terkini
-
Natal Dijaga Ketat, Brimob Sterilisasi Total Gereja Katedral Jakarta
-
Komisi VIII Dorong Percepatan Revisi UU Kebencanaan Usai Banjir Sumatera, Peran BNPB Bakal Diperkuat
-
Polisi Periksa Pemilik Email Pengirim Pesan Teror Bom ke 10 Sekolah di Depok, Apa Motifnya?
-
Misteri Sosok Kamila Hamdi: Identitas Asli atau Akun Retasan di Balik Teror Bom 10 Sekolah di Depok?
-
Misteri Isi Email Teror Bom 10 SMA di Depok: Ada Nama Kamila Luthfiani, Ngaku Korban Perkosaan
-
Prabowo Mau Tata Ulang Kota, DPR: Perlu Tangan Besi Lawan Cengkeraman Pengusaha
-
Pemerintah Targetkan Sampah Bantargebang Hilang 2 Tahun, Pramono Tinggal Tunggu Arahan Bangun PLTSa
-
Panglima TNI Rotasi 187 Perwira Tinggi, Mayoritas dari Angkatan Darat
-
Saksi Sebut Pertamina Gunakan Kapal Jenggala Bango karena Stok Gas Kritis
-
Ancaman Wabah Mengintai Pengungsi Bencana Sumatra, Pakar Ingatkan Risiko ISPA hingga Kolera