Suara.com - Ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Probolinggo pimpinan Taat Pribadi mulai meninggalkan tenda-tenda padepokan di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo.
"Dari 3.119 orang pengikut sekarang tinggal 86 orang yang masih bertahan," kata Camat Gading, Slamet Hariyanto.
Camat mengimbau pengikut Taat Pribadi untuk segera meninggalkan padepokan.
"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kalau mereka tidak pulang bisa jadi tumbal. Kami kan memikirkan mereka," katanya.
Dia menegaskan bahwa tak ada dari warganya yang jadi pengikut Taat Pribadi. Pengikut Taat Pribadi banyak yang berasal dari Pasuruan dan Situbondo serta luar Jawa.
Ditanya apakah selama beraktivitas pihak warga setempat merasa terganggu, Slamet Hariyanto mengatakan bahwa kegiatan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sempat juga membuat khawatir.
Selain itu, warga yang berada di area tenda itu merasa tidak ada pekerjaan sama sekali dan dianggap pengangguran.
"Yang kami dan warga sempat resahkan itu karena pengikut padepokan tidak bekerja dan memang pengangguran, maka kami juga mengimbau untuk pengikut itu kembali dari padepokan ke daerah asal masing masing. Ada yang dari Bali, dan Pasuruan," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi memang sering melakukan istighasah besar serta bakti sosial di sekitar desa setempat.
"Para pengikutnya juga sering melakukan istighasah dan bakti sosial membagi sembako sejak tahun 2006, tapi uangnya tidak tahu dari mana kok tiba tiba mereka melakukan bakti sosial," tutur Slamet Hariyanto.
Slamet menambahkan pihaknya sama sekali tidak pernah merasa curiga atas kegiatan yang dilakukan oleh Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Kami hanya memantau saja atas kegiatan yang sering dilaporkan untuk meminta izin seperti mengadakan pengajian besar dan kegiatan bakti sosial lainnya di hari besar agama islam, terutama itu," kata dia.
Saat ditanya tentang pemulangan sebagian pengikut yang masih berada di sana, Slamet mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan Polres Probolinggo terkait hal itu.
Kondisi Padepokan Dimas Kanjeng pimpinan Taat Pribadi tampak sepi saat Salat Dzuhur tanpa ada aktivitas pengikut seperti layaknya pesantren, termasuk jamaah putri pun tak beranjak ke Masjid Padepokan Dimas Kanjeng.
Hanya tampak sejumlah warga yang tinggal di tenda rumah yang terletak di sebelah barat area Padepokan Dimas Kanjeng serta segelintir anggota Brimob dan kepolisian satuan Jatanras Polda Jatim serta anggota TNI yang berjaga. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO