Wakil Ketua Komisi III Benny K. Harman dengan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng, Marwah Daud Ibrahim, di Masjid Padepokan, Probolinggo, Jawa Timur, akhir pekan. [DPR]
Kemarin, rombongan Komisi III DPR mendatangani padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur, bukan hanya untuk mengetahui permasalahan hukumnya, tetapi juga masalah sosial.
Anggota Komisi III DPR Risa Mariska yang ikut berkunjung mengatakan banyak tenda didirikan di sekitar padepokan. Tenda itu untuk tempat istirahat para pengikut padepokan Dimas Kanjeng dari luar Pulau Jawa.
Anggota Komisi III DPR Risa Mariska yang ikut berkunjung mengatakan banyak tenda didirikan di sekitar padepokan. Tenda itu untuk tempat istirahat para pengikut padepokan Dimas Kanjeng dari luar Pulau Jawa.
"Mereka datang ada yang memang menunggu pencairan uang ada pula yang datang untuk beribadah, mereka ada yang satu bulan sekali datang, bahkan ada pula yang sudah dua tahun menetap di sana," kata Mariska, Selasa (4/10/2016).
"Dari segi sosial tentu ini menjadi permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti karena di sana bukan saja orang-orang dewasa yang datang, tetapi ternyata mereka juga membawa anak-anak mereka. Mereka (anak-anak) ditempatkan di tenda-tenda yang berukuran sangat kecil, ada pula yang terbuat dari bambu seperti kandang kambing, tempat MCK mereka juga seadanya," Mariska menambahkan.
Mariska menilai lingkungan sekitar tenda tidak sehat, terutama untuk anak-anak. Sebagian orangtua yang datang membawa serta anak. Selain tidak sehat, bocah-bocah itu tentu tidak bisa sekolah karena mengikuti orangtua.
Mariska menilai lingkungan sekitar tenda tidak sehat, terutama untuk anak-anak. Sebagian orangtua yang datang membawa serta anak. Selain tidak sehat, bocah-bocah itu tentu tidak bisa sekolah karena mengikuti orangtua.
"Terkait masalah sosial yang ada di padepokan kami berharap pemerintah pusat segera turun dan mengambil sikap untuk segera menyelesaikannya," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan.
Mariska yakin pemerintah setempat serta kepolisian dapat menangani masalah ini.
Mariska yakin pemerintah setempat serta kepolisian dapat menangani masalah ini.
Mariska mengatakan Komisi III akan mempertanyakan penegakan hukum dalam kasus tersebut kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam rapatt dengar pendapat yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.
"Nanti akan kita tanyakan kepada Kapolri terkait proses hukumnya pada saat nanti RDP dengan kapolri," tuturnya.
Kasus di padepokan Dimas Kanjeng mengemuka setelah terjadi kasus pembunuhan terhadap pengikut bernama Abdul Gani.
Taat Pribadi ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam perencanaan pembunuhan terhadap dua pengikutnya, yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayat.
Dalam kasus itu, Taat Pribadi disangka telah memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua pengikut berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Selain itu, Taat Pribadi juga terindikasi kasus penipuan dengan modus mampu menggandakan uang dengan jumlah korban hingga ribuan orang.
Dalam penyidikan kasus tersebut, telah ditetapkan 10 orang tersangka. Selain itu ada empat buronan yang masih dikejar polisi.
Dalam kasus itu, Taat Pribadi disangka telah memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail, karena kedua pengikut berencana membongkar mengenai penggandaan uang yang dilakukan sang guru.
Selain itu, Taat Pribadi juga terindikasi kasus penipuan dengan modus mampu menggandakan uang dengan jumlah korban hingga ribuan orang.
Dalam penyidikan kasus tersebut, telah ditetapkan 10 orang tersangka. Selain itu ada empat buronan yang masih dikejar polisi.
Walaupun menurut temuan polisi menyimpulkan adanya penipuan penggandaan uang serta ada kasus pembunuhan, sebagian pengikut padepokan tetap yakin Taat Pribadi tak melanggar hukum. Taat Pribadi memiliki pengikut ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia. Pengikutnya berawal dari berbagai kalangan.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini
-
PLN Perkuat Keandalan Listrik untuk PHR di WK Rokan Demi Ketahanan Energi Nasional