Suara.com - Semalam, cendekiawan muslim Marwah Daud Ibrahim diundang menjadi pembicara di acara Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan di tvOne. Marwah Daud merupakan ketua yayasan Padepokan Kanjeng yang didirikan Taat Pribadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Usai acara, wartawan menanyakan kondisi padepokan yang kabarnya sekarang sepi ditinggal pengikut Taat Pribadi. Jawaban mantan pengurus Majelis Ulama Indonesia itu mencengangkan.
"Kan dikasih duit disuruh pergi, kan ada yang lapor pada saya. Menarik ini, kita lihatlah, jadi menurut saya aneh," katanya di Hotel Borobudur.
"Kan anggota DPR katakan nggak ada yang bisa menyuruh orang atau tinggal. Tapi seperti dengan berbagai cara kita lihat, ujian selalu ada harus dilewati, insya Allah badai pasti berlalu, semua akan indah pada waktunya," kata mantan Asisten Peneliti Bank Dunia bergelar doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat.
Marwah Daud kemudian menjelaskan apa pekerjaannya di padepokan.
"Sekarang saya ketua yayasan padepokan dan ngurusin program. Memang kata beliau (Taat Pribadi) dana ini dikeluarkan dan diadakan," katanya.
Apa program yang dibuat Padepokan Dimas Kanjeng? Marwah Daud mengatakan terkait dengan bidang sosial dan ekonomi.
"Sesuai dengan yayasan, yakni program sosial, ekonomi, dan lebih banyak kesempatan kerja," kata dia.
Ketika ditanya apakah banyak tokoh yang bergabung di padepokan, Marwah Daud mengatakan tidak ada.
Marwah Daud kini mundur menjadi dari pengurus MUI demi membela Taat Pribadi.
"Saya nggak kena sanksi, saya mengundurkan diri secara sukarela," katanya.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Jaksa Cecar Misteri Hilangnya Celana Robek, Ini Jawaban Jessica
Biadab, Bayi 1 Tahun Dimutilasi Ibu Kandungnya Sendiri
Ini Pengakuan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sulit Dinalar
Tak Direstui Keluarga, Ini Alasan Asty Ananta Tetap Nikah di Bali
Inilah Pekerjaan Mario Teguh Sebelum Menjadi Motivator Terkenal
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian