Hasnaeni Moein [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Selama promosi menjelang pilkada Jakarta, Mischa Hasnaeni Moein mengaku menghabiskan dana sampai Rp20 miliar. Dia sudah mengikhlaskannya, walaupun akhirnya tak ada satupun partai yang mau mengusungnya menjadi calon gubernur Jakarta periode 2017-2022, bahkan partainya sendiri, Demokrat.
"Sudah hampir sekitar Rp20 miliar untuk biaya operasional dan wara wiri (sosialisasi)," ujar Hasnaeni kepada Suara.com.
Dia tak menganggap miliaran uang yang dihabiskan untuk promosi itu sebagai kerugian. Baginya, hal itu sebagai bagian dari investasi dan sedekah.
"Sudah hampir sekitar Rp20 miliar untuk biaya operasional dan wara wiri (sosialisasi)," ujar Hasnaeni kepada Suara.com.
Dia tak menganggap miliaran uang yang dihabiskan untuk promosi itu sebagai kerugian. Baginya, hal itu sebagai bagian dari investasi dan sedekah.
"Kalau saya nggak merasa rugi, yang saya telah keluarkan adalah bagian dari investasi dan yang kedua adalah sedekah. Jadi nggak apa-apa saya membantu orang sekali," kata dia.
Hasnaeni yang namanya sempat disebut-sebut akan diusung tak merasa sakit hati, terutama kepada Partai Demokrat.
Hasnaeni yang namanya sempat disebut-sebut akan diusung tak merasa sakit hati, terutama kepada Partai Demokrat.
Meski begitu, dia menilai partainya merupakan partai yang tidak menghargai kader yang telah berjuang keras. Demokrat akhirnya mengusung putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
"Kalau sakit hati sih nggak, tapi saya melihat bahwa apa yang dilakukan itu (usung Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni) tidak menghargai orang (Hasnaeni). Saya kira Partai Demokrat picik, licik, menurut saya harusnya diberitahukan saja," kata Hasnaeni.
"Kalau sakit hati sih nggak, tapi saya melihat bahwa apa yang dilakukan itu (usung Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni) tidak menghargai orang (Hasnaeni). Saya kira Partai Demokrat picik, licik, menurut saya harusnya diberitahukan saja," kata Hasnaeni.
Kemudian dia mengungkapkan motif Demokrat mengusung Agus yang sebelumnya hampir tak pernah sosialisasi.
"Saya melihat Partai Demokrat yakni majelis tinggi (SBY), ingin memajukan anaknya sendiri, sedangkan orang lain yang sudah berjuang habis-habisan yang mendekati masyarakat. Saya juga tidak melihat Agus itu dicalonkan Partai Demokrat bersentuhan langsung dengan masyarakat, ya cuma bikin acara ngumpulin orang. Saya kira rakyat itu butuh sentuhan," kata dia.
Tiga Pasangan Cagub Tidak Ingin Kotor
Hasnaeni menyebut tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta saat ini tidak berani berinteraksi langsung masyarakat Jakarta.
Tiga pasangan calon yang dimaksud adalah Agus-Sylviana, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Menurut saya, mereka tidak ingin kotor bersentuhan dengan masyarakat. Saya lihat, tiga-tiganya nggak ada yg bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat. sedangkan Jakarta ini butuh sentuhan seorang ibu," ujar Hasnaeni.
"Jakarta saya melihat sudah kronis, dimana perputaran ekonomi di Jakarta, tapi kita masih menemukan kondisi gizi buruk, dimana orang masih tinggal di gerobak, tinggal di kolong jembatan. Dimana orang belum dapat kepastian hidup, saya melihat itu dan dimana orang satu rumah itu ada lima rumah tangga dan tidur sampai gantian dan itu ironis dan banyak hal," Hasnaeni menambahkan.
Menurut dia pemimpin seharusnya sering turun ke lapangan untuk mendengarkan aspirasi rakyat.
"Kalau perlu, pemimpin itu harus nongkrong sama rakyatnya makan sambil sharing. Agar kita bisa merasakan betul apa yang dirasakan rakyat," tutur Hasnaeni.
Secara khusus dia menyoroti Agus dan Sylviana. Menurut dia, mereka menjadikan pilkada Jakarta sebagai ajang coba-coba.
"Semuanya masih mendompleng nama Pak SBY tentunya dan saya melihat Agus belum ada pengalaman sepak terjak di politik. Baik Sylviana juga nggak ada sepak terjang politik. Jadi saya kira dua-duanya belum mengerti politik dan belum mengerti medan dan ingin ajang coba-coba. Saya melihat DKI bukan ajang coba-coba, saya melihat jakarta sudah kronis," kata dia.
Begitu pun dengan pasangan Anies dan Sandiaga. Menurut dia mereka belum pantas maju ke pilkada.
"Pak Anies dan Sandi belum ada pengalaman politik, masih karbitan semua dan tidak ingin kotor bersentuhan dengan masyarakat. Jadi apa bedanya dengan Ahok," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Hasnaeni 'Wanita Emas' Ngaku Dipersekusi Sesama Tahanan Di Rutan, Dikata-katai Tak Pantas
-
Nangis-Nangis, Wanita Emas Sebut Erick Thohir yang Jebloskan Dirinya ke Penjara Lewat Anak
-
Biodata dan Profil Mahatma Arfala, Anak Erick Thohir Disebut Pacari Putri Wanita Emas
-
Biodata Wanita Emas: Merengek Minta Pindah Rutan karena Banyak Penyimpangan Seksual
-
Mewek Tak Tahan Tidur di Lantai Penjara, Mengingat Lagi Sederet Kontroversi Wanita Emas
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!