Suara.com - Puluhan masyarakat Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami keracunan yang diduga akibat bocornya cerobong asap PT South Pacific Viscose (SPV), Selasa (1/11/2016).
Masyarakat yang keracunan itu merupakan para orangtua yang sedang menunggu anaknya belajar di Taman Kanak-kanak (TK) Risalatul Haq, Kampung Ciroyom, Desa Cicadas, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta.
Mereka terkulai lemas, pusing dan mengalami muntah-muntah secara bersamaan, diduga setelah mencium bau tidak sedap yang berasal dari cerobong asap milik PT SPV yang berada di belakang kampung itu.
Sebanyak 31 murid TK yang sedang ditunggui orangtuanya itu pun langsung diamankan ke sebuah klinik di daerah tersebut. Anak-anak TK itu aman dari keracunan karena mereka berada di dalam ruangan.
"Ketika itu saya sedang menunggu anak. Secara tiba-tiba tercium bau tidak sedap, disusul sesak nafas, pusing dan mual-mual," kata Lia, salah seorang warga setempat.
Setelah mengalami kejadian tersebut, Lia langsung melaporkannya ke pengurus RT dan petugas keamanan. Para orangtua pun kemudian membawa anak-anaknya ke luar ruangan dibantu petugas keamanan, untuk kemudian dibawa ke klinik terdekat.
Masih di kampung yang sama, sebanyak 42 orang asal kampung itu juga harus dibawa petugas pabrik ke klinik di area pabrik. Rata-rata mereka mengalami mual, sesak nafas dan pusing.
Salah seorang anggota Komisi III DPRD Purwakarta, UM Sulaeman, yang sempat datang ke lokasi pabrik, mengaku sempat mencium bau tidak sedap. Bahkan ia beserta para anggota DPRD lainnya harus mengenakan masker saat berkunjung ke pabrik itu.
"Bau sekali. Kami sempat lihat kondisi 42 orang warga itu di dalam pabrik. Rata-rata semua mengalami sesak nafas, pusing dan mual," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Purwakarta, Nana Mulyana mengatakan, penyebab keracunan itu ialah akibat kebocoran gas di saluran pembuangan udara pabrik.
"Ada kebocoran berupa retakan pada pipa saluran pembuangan udara acid plant," katanya.
Nana mengaku belum mengetahui secara detail penyebab keretakan pipa saluran pembuangan tersebut. Termasuk juga jenis gas yang mengakibatkan warga keracunan, pun belum diketahui pihaknya.
"Masih kami selidiki. Tapi yang pasti, dari perusahaan sudah memperbaiki saluran yang bocor itu, sehingga kondisi sudah aman," katanya.
Nana mengatakan, sesuai dengan pengakuan pihak perusahaan, pipa saluran udara yang bocor itu berada di area pabrik. Posisinya berada di ketinggian sekitar 2 meter dari permukaan tanah.
"Pihak perusahaan belum bisa menjelaskan kenapa pipa yang bocor di dalam pabrik bisa keluar dan tercium warga. Padahal pagar pemisahnya setinggi 4 meter," katanya.
Hingga berita ini dilaporkan, belum ada penjelasan resmi dari perwakilan perusahaan terkait kebocoran pipa yang mengakibatkan puluhan warga keracunan itu. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?