News / Nasional
Rabu, 09 November 2016 | 17:41 WIB
Pidato kemenangan Donald Trump di Manhattan, New York, Rabu (9/11). (Reuters)

Suara.com - Taipan property Donald Trump menjadi presiden terpilih Amerika Serikat. Dia mengalahkan Hillary Clinton dengan perolehan suara tipis. Namun kemenangan Trump jangan dulu disambut bahagia.

Analis Terorisme dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib memprediksi kemenangan Trump justru akan meningkatkan aksi teror di Amerika Serikat. Sebab Trump dalam pernyataannya menunjukan anti terhadap kalangan muslim.

“Donald Trump menang di Amerika Serikat. Beberapa pernyataan Trump pernah menyinggung kalangan Islam. Misalnya soal imigran Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Hal ini bisa meningkatkan potensi ancaman terorisme di dalam negeri AS,” kata Ridlwan saat berbincang dengan suara.com, Rabu (9/11/2016).

Ridlwan menjelaskan kemenangan Trump ini bisa memicu  semangat perlawanan kepada simbol-simbol Amerika oleh kelompok teroris, terutama ISIS dan Al Qaeda.

Era Presiden Barrack Obama selama 2 periode AS perlahan dekat dengan dunia Islam. Obama aktif melakukan pendekatan ke dunia Islam, dan lebih terbuka.

“Obama misalnya sangat aktif berkomunikasi dengan pemimpin pemimpin dari dunia Islam. Karena itu, serangan pada simbol simbol AS berkurang, teroris lebih menyerang aparat di negara masing masing, misalnya polisi di Indonesia, " katanya.

“Itu yang disebut dengan strategi terror near enemy atau musuh dekat. Nah, dengan kemenangan Trump ini strategi itu mungkin berubah,” prediksi mantan jurnalis itu.

Menurutnya, jika Trump menjauhi dunia Islam maka Amerika akan kembali disimbolkan sebagai negara anti Islam. Trump pun dianggap sebagai musuh utama.

“Ini membahayakan kedutaan kedutaan AS di seluruh dunia, " kata alumni S 2 Kajian Intelijen UI itu.

 Ridlwan menilai langkah pengamanan diplomatik dibutuhkan segera di negara negara yang katagori rawan.

Bagaimana dengan Indonesia? “Saya kira masih aman-aman saja, " tutupnya.

Load More