Suara.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Desmon J Mahesa mengatakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme gagal dalam melakukan upaya penanggulangan terorisme. Sebab, seorang residivis kembali menjadi teroris.
Hal itu terjadi kepada pelaku teror berinisial J, yang merupakan terpidana kasus bom buku pada 2011, yang kini melakukan serangan di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11/2016).
"Ini kan pelakunya mantan pelaku teror yang sudah masuk Lapas, itu kan dalam pengawasan BNPT, kalau ada yang melakukan bom lagi, berarti kan pengawasan itu gagal," kata Desmon dihubungi, Senin (14/11/2016).
Dia menduga terorisme ini hanya menjadi proyek yang dilakukan BNPT. Sebab, sebelum ada BNPT, terorisme tidak sedahsyat saat ini. Namun, setelah adanya BNPT terorisme semakin parah.
"Jangan-jangan ini mainan? Dasarnya sederhana, sebelum ada BNPT, teroris nggak sedahsyat sekarang. Setelah ada lembaga ini kok semakin parah. Kesannya ada project," kata Politikus Gerindra ini.
Selain itu, dia juga mempertanyakan penanganan kasus terorisme ini di tengah isu politik yang saat ini menghangat pascaaksi demonstrasi 4 November lalu. Karenanya, menurutnya, jangan sampai ada yang memanfaatkan situasi seperti ini.
"Hal-hal seperti ini yang mesti kita waspadai. Jangan sampai kepentingan-kepentingan yang nggak jelas, politik kekuasaan, nakut-nakuti proses politk kita ini, jadi negara kita makin nggak sehat dan itu yang kita sayangkan," kata Desmon.
Di sisi lain, dia juga menganggap perlu mewaspadai aksi terorisme ini. Sebab, dia menganalisis, aksi ini adalah tindakan state terorism. Sehingga, menurutnya, aksi ini bisa membesar di kemudian hari.
"Kalau ini state terorism ini mirip dengan gejala awal Poso. Ada sekelompok orang non Muslim melakukan penyerangan-penyerangan ke desa Muslim dan bentroklah antara muslim dan non Muslim. Tapi proses penanganannya lamban dan tidak memuaskan masyarakat muslim Poso. Ini yang terjadi kemudian, pasca itu, Santoso masuk Lapas karena melakukan perampokan dan setelah itu jadi teroris beneran," terang Desmon.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Jejak Riza Chalid Masih Gelap, Kejagung Perdalam Kasus Korupsi Pertamina Lewat Direktur Antam
-
LRT Jakarta Bakal Diperluas ke JIS dan PIK2, DPRD DKI Ingatkan Soal Akses Harian Warga
-
Cuma di Indonesia Diktator Seperti Soeharto Jadi Pahlawan, Akademisi: Penghinaan terhadap Akal Sehat
-
Pramono Anung Usul Revitalisasi Kota Tua dan Pembangunan RS Internasional Sumber Waras Masuk PSN
-
Buntut Rumah Hakim Dibakar, Jaksa KPK di Medan Kini Dikawal Ketat Selama Sidang Korupsi PUPR Sumut
-
Tak Ingin Insiden SMA 72 Terulang, Gubernur Pramono Tegaskan Setop Praktik Bullying di Sekolah
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan