Suara.com - Pemerintah Bolivia memutuskan untuk membekukan izin operasi LAMIA, operator penerbangan yang awal pekan ini pesawatnya menabrak lereng gunung belantara Kolombia. Pembekuan tersebut berlaku mulai Kamis (1/12/2016) waktu setempat, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan tersebut diambil pemerintah Bolivia menyusul dirilisnya rekaman percakapan antara pilot dengan menara pengawas bandara Medellin. Dari rekaman tersebut terkuat bahwa pesawat kehabisan bahan bakar di udara.
Regulasi penerbangan internasional menyatakan bahwa pesawat yang mengudara harus memiliki ekstra bahan bakar yang cukup selama 30 menit setelah mencapai destinasi. Artinya, untuk saat ini LAMIA dianggap melanggar aturan tersebut, dan pemerintah Bolivia tengah melakukan penyelidikan terkait hal itu.
Keputusan pemerintah Bolivia dianggap tepat oleh berbagai pihak. Pasalnya dari hasil penyelidikan di lokasi jatuhnya pesawat Avro RJ85 bernomor BAe 146, tim penyelidik tidak menemukan sedikitpun sisa atau bahan bakar yang tercecer.
"Dalam kasus ini, sangat disayangkan, pesawat tersebut tidak memiliki bahan bakar sesuai regulasi yang ditetapkan," kata Freddy Bonilla, pejabat Badan Keselamatan Penerbangan Kolombia.
Seperti diketahui, Pesawat LAMIA BAe 146 jenis Avro RJ85 yang mengangkut 77 penumpang dan kru menghantam pegunungan di ketinggian 7000 kaki dan hancur berkeping-keping di belantara hutan Kolombia. Kecelakaan tersebut menewaskan 71 orang. Sementara enam korban selamat masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Dua kotak hitam pesawat itu sendiri ditemukan dalam kondisi bagus. Penyelidik gabungan dari Kolombia, Brasil dan Inggris, saat ini tengah menguak misteri jatuhnya pesawat nahas tersebut.
Namun, hasil dari pembacaan kotak hitam itu sendiri paling cepat membutuhkan waktu selama enam bulan. (Reuters)
Berita Terkait
-
Video Viral Badan Pesawat di Jalan Soetta, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Pesawat Latih Jatuh di Karawang: Pilot Ungkap Detik-Detik Mesin Hilang Tenaga
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Kronologi Jatuhnya Pesawat Latih yang Merenggut Nyawa Marsma TNI Fajar Adriyanto
-
Evakuasi Bangkai Pesawat Latih yang Jatuh di Bogor
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang
-
Ikuti Instruksi Kapolri, Pemkot Jogja Resmi Larang Pesta Kembang Api saat Pergantian Tahun
-
Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Akses Warga dan Rantai Logistik Bireuen Kembali Terhubung
-
Kerja 24 Jam, Kementerian PU Percepat Pemulihan Jalan Terdampak Bencana di Aceh Tamiang
-
KPK SP3 Perkara Eks Bupati Konawe Utara, ICW Tagih Penjelasan Kasus Korupsi Tambang
-
Jutaan Wisatawan Serbu Yogyakarta, Kedatangan Lebih Tinggi dari Keberangkatan
-
Megawati Teken SK Baru! Dolfie Jadi Ketua DPD PDIP di Jateng
-
Ruang Genset Kantor Wali Kota Jaksel Terbakar, 28 Personel Gulkarmat Diterjunkan
-
Terima Laporan Danantara, Prabowo Percepat Kampung Haji dan Hunian Warga Terdampak Bencana