Suara.com - Aksi 'Kita Indoensia' Minggu (4/12/2016) kemarin menyisakan masalah. Pasalnya, aksi yang dihadiri oleh ribuan orang dan tokoh politik tersebut diduga melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh panitia Car Free Day (CFD).
Tanggapan yang serius datang dari penggagas CFD. Inisiator CFD, Ahmad Safrudin kesal dengan aksi yang diklaim bebas kepentingan partai itu.
"Kami non partisan, siapa pun yang mencoba melawan, kami akan tabrak," katanya dalam konferensi pers di gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).
Kata Safrudin, dalam aksi kemarin tersebut, tokoh-tokoh politik yang disebutnya sebagai guru bangsa sudah terbukti membuat pelanggaran. Yang lebih mencengangkan, bahwa setelah membuat pelanggaran para guru bangsa tersebut tidak mau meminta maaf.
"Para guru bangsa mempertontonkan pelanggaran. Mereka berdalih kami hanya melanggar etika. Dan menurut kami itu lebih besar kesalahannya," kata Safrudin.
"Kami susah payah membangun regulasi kemudian dirusak dalam beberapa jam oleh para guru bangsa tadi, ini sangat menyedihakan. Jangan berkilah, dan semoga tidak terulang. Kami minta mereka meminta maaf. Mereka memaksakan kehendak inkonstitusional yang merugikan masyarakat luas. Kita sedang membangun karakter bangsa namun dirusak oleh guru bangsa," kata Safrudin.
Sebelumnya Polda Metro Jaya melayangkan surat teguran kepada panitia kegiatan 'Kita Indonesia'. Kegiatan itu melanggar kesepakatan.
Teguran tersebut diberikan karena aksi yang semula direncanakan sebagai kegiatan budaya. Ternyata tidak sesuai kesepakatan. Katanya, dalam aksi tersebut justru bernuansa kegiatan politik karena dipenuhi berbagai atribut partai politik.
Berdasarkan peraturan gubernur DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2016, tidak dipekenakan adanya orasi politik atau SARA pada hari Car Free Day (CFD). Bahkan, katanya, dalam perjanjian juga diperkenankan adanya panggung.
Berita Terkait
-
Panitia Mengelak 'Kita Indonesia' Bukan Aksi Partai Politik
-
Panitia Akui 'Kita Indonesia' Tak Sesuai Perjanjian dan Melanggar
-
Golkar Nilai Tak Masalah Pakai Kaos Partai di 'Kita Indonesia'
-
Wasekjen Golkar: Aksi 212 dan 412 Sama-Sama Baik Untuk Bangsa
-
Sewa Transjakarta untuk Peserta "Kita Indonesia", Ini Kata Nasdem
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!