Suara.com - Pengamat Hukum Refly Harun menilai penangkapan 11 tokoh menjelang aksi damai di Tugu Monas, Jakarta Pusat pada Jumat (2/12/2016) dilakukan agar demo 2 Desember berjalan lancar tanpa ditunggangi kepentingan politik.
"Penangkapan ini untuk satu yaitu untuk mengamankan aksi 212. Nah 212 itu kan tidak ada yang bisa menjamin tidak akan ada penunggangan, tidak akan ada pembelokkan masa, tidak akan ada chaos," ujar Refly usai diskusi di Gedung Lembaga Administrasi Negara, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).
Apalagi kata dia dengan adanya kehadiran Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengikuti salat Jumat di Lapangan Monas sebenarnya dari sisi keamanan telah melanggar prosedur tetap (Protap) karena tidak menggunakan metal detector.
"Karena tidak ada jaminan presiden dan wapres itu terlindungi. Orang yang masuk sana tidak ada pakai metal detector kan, masa cair begitu saja. Kalau seandainya ada yang melepaskan tembakan saja atau melempar batu saja bukan tidak mungkin akan terjadi chaos. Karena itu menurut saya aksi 212 yang damai sejuk seperti ini kita patut apresiasi salah satunya pada penegak hukum kepolisian dalam hal ini,"ucapnya.
Meski banyak yang beranggapan bahwa aksi damai 2 Desember berlangsung aman, namun sebagian juga beranggapan bahwa setelah aksi berlangsung damai setelah adanya penangkapan 11 tersangka dugaan makar sebelum aksi damai. Oleh karena itu, Refly mengatakan bahwa nantinya pengadilan yang menentukan ada tidaknya dugaan makar dalam aksi damai 2 Desember 2016.
"Nah nanti wasitnya adalah dipengadilan bagi praperadilan maupun dipengadilan sesungguhnya sepanjang kedua itu berlangsung secara fair adil dan transparan," tutur Refly.
Ia menambahkan bahwa penangkapan tersangka dugaan makar merupakan sebuah tindakan preventif untuk mencegah terjadinya aksi ricuh.
"Saya bisa memaklumi sebagai sebuah proses pencegahan. Sebuah tindakan preventif agar kemudian masa 212 itu tidak dibelokkan, "paparnya.
Baca Juga: Dana Makar, Asalnya Darimana, Aktornya Siapa, Harus Diungkap
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Mardiono Didukung Jadi Caketum PPP Jelang Muktamar X, Amir Uskara Komandoi Tim Relawan Pemenangan
-
Terkuak! Alasan Ustaz Khalid Basalamah Cicil Duit Korupsi Haji ke KPK
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!