Suara.com - Perayaan Natal Nasional tahun ini dirayakan suka cita dengan menggelar Sarasehan Kebhinekaan Natal Nasional 2016 pada Kamis (8/12/2016) di Hotel Sintesa Peninsula, Manado. Sarasehan yang digagas Panitia Natal Nasional ingin mempertegas komitmen masyarakat beragama untuk memperkuat persaudaraan dan cinta anak bangsa.
Tema dialog berisi harapan dan mendorong anak bangsa untuk tidak diam, namun harus beraksi untuk persatuan bangsa. Tidak boleh takut dan apatis namun harus berjuang dalam terang kasih juru selamat.
Sarasehan kebhinekaan dibuka secara langsung oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Dalam pidato sambutan, Olly mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat karena telah memilih Sulawesi Utara sebagai lokasi penyelenggaraan Natal Nasional pada 27 Desember 2016.
Dalam jumpa pers, Ronny F. Sompie mewakili Panitia Perayaan Natal Nasional 2016 menyampaikan bahwa perayaan Natal Nasional 2016 yang dilaksanakan hari ini untuk menunjukkan bahwa Sulawesi Utara sebagai teladan dalam hal kerukunan umat beragama. Dan juga kerukunan dalam keberagaman antar budaya, suku bangsa dan seluruh perbedaan yang ada di Tanah Air.
“Sulawesi Utara salah satu contoh dan menjadi teladan bagi Indonesia,” katanya.
Mewakili Menteri Agama, Sekretaris Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama Pontus Sitorus mengungkapkan bahwa sarasehan ini adalah hal yang penting sebagai upaya merawat kerukunan dan keberagaman umat beragama di Indonesia.
“Kami di Kementerian Agama mengharapkan agar semua acara-acara keagamaan itu bisa berjalan dengan baik dan damai, termasuk Natal tahun ini. Kementerian Agama ingin semua umat beragama di Indonesia bisa menjalankan ibadatnya dengan aman,” kata dia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh Roberto Akyuwen. Pembicara pertama, Guru Besar Universitas Islam Negeri yang juga Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace Siti Musdah Mulia.
Dia mengatakan sebuah upaya kultural dibutuhkan untuk menjaga nasionalisme seperti pendidikan. Pendidikan formal harus menegaskan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Serta upaya-upaya struktural juga harus diupayakan, seperti menolak aturan yang mendiskriminasi golongan tertentu.
Musdah menambahkan bahwa tantangan teologis menjadi tantangan dalam persatuan dan kebangsaan. Dalam setiap agama memiliki banyak interpretasi dan yang harus didukung adalah interprestasi yang mengedepankan persatuan dan nasionalisme bangsa.
Pendeta Albertus Paty dari Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia menyampaikan dalam diskusi bahwa Pancasila harus dipertahankan sebagai nilai dasar bangsa. Bangsa Indonesia bisa bersatu karena ada Pancasila dan UUD.
Albertus Paty menyatakan bahwa Gereja juga harus berjuang mempertahankan dan mengimplementasikan Pancasila. Turut serta menumbuhkan intelektual bangsa. Sehingga menjadi perekat kebhinnekaan melalui cinta kasih.
Machasin yang juga didapuk sebagai pembicara diskusi panel menyampaikan meski ada hambatan kehidupan beragama namun pemerintah peduli terhadap hal yang dapat mengancam persatuan dan kebhinnekaan. Pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Kemudian diskusi diisi oleh pembicara dari Sulawesi Utara, yakni Uskup Manado Mgr. Yosef Suwatan, Majelis Pertimbangan Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa pendeta Supit dan Majelis Gembala Sinode Kerapatan Gereja Protestan Minahasa Gbl. Rolly Irianto Liow.
Selanjutnya Ronny menyimpulkan pelaksanaan Sarasehan Kebhinekaan Natal Nasional 2016, bahwa Gereja dan masyarakat juga harus berjuang mempertahankan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan umat di tengah keberagaman. Dan juga menjadi agen pembawa damai dengan menghadirkan cinta kasih dan persaudaraan.
Berita Terkait
-
Jelang Waisak 2025: Kisah 36 Biksu Lintas Negara Menuju Candi Borobudur
-
Sebut Kupang Tinggi Toleransi Beragama, Ganjar: Kita Harus Jaga Bersama
-
Jelang Nataru, Ganjar Ajak Masyarakat Tunjukkan Toleransi Beragama
-
Memori Keberagaman di Salatiga, Momen Pertama Bagiku Jalankan Toleransi Beragama Secara Nyata
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
KPK Ungkap Korupsi JTTS Direncanakan Bintang Perbowo Jauh Sebelum Jadi Bos Hutama Karya
-
Kepala SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Gegara Merokok, Ratusan Siswa Mogok Belajar
-
Mempelai Pria Ini Gagal Patahkan Batako Pakai Kepala, Endingnya di Luar Dugaan
-
'Mangkir Berjamaah?' 4 Saksi Korupsi Digitalisasi SPBU Kompak Absen dari Panggilan KPK