Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Angelo Wake Kako [suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Baca 10 detik
Setelah melaporkan pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya karena diduga menodai agama, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia akan mengawal kasus tersebut.
"Kami akan terus mengejar sampai dengan tingkatan Habib Rizieq ini benar-benar dipanggil dan diperiksa," kata Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) Angelo Wake Kako usai membuat laporan di Polda Metro Jaya, Senin (26/12/2016).
Angelo dan kawan-kawannya akan mengawal kasus ini agar diproses.
"Karena selama ini pantauan kami beliau orang yang bisa dikatakan cukup kebal hukum selama ini. banyak laporan masyarakat tetapi respon pemerintah dan polisi sepertinya lamban," kata dia.
Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia berharap penyidik Polda Metro Jaya tidak membeda-bedakan penanganan kasus demi tegaknya supremasi hukum.
"Kami bersama dengan teman-teman gerakan akan terus membangun kekuatan, konsolidasi untuk mengawal, siapapun tidak ada yang kebal hukum di negara ini, walaupun Habib Rizieq sekalipun. Harus dipanggil, hukum harus membuktikan beliau benar melakukan penistaan agama atau tidak," katanya
Angelo mengatakan tidak akan mengerahkan massa untuk demonstrasi. Dia percaya polisi dapat menindaklanjuti laporan dengan baik.
"Kita tidak akan melakukan demo yang besar-besaran ya. pada prinsipnya pressure pasti kita akan lakukan kepada pihak kepolisian karena ini hari ini bola ini sudah ada di tangan polisi. harapan kami polisi juga harus cepat tanpa adanya preasure dari kelompok masyarakat mana ketika laporan itu sudah di tangan dia, dia wajib, selama ini polisi kelihatan tunggu di pressure dulu baru dijalankan itu yang kita nggak mau," kata dia.
Saat ini, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia sedang proses pembentukan tim pengacara untuk melakukan pendampingan hukum.
"Pulang ini kita akan berkonsolidasi semua alumni PPPMKRI semua alumni senior-senior kita akan kita kumpulkan habis ini untuk menjadikan tim lawyer kita," kata Angelo.
Angelo mengatakan sudah ada sekitar 25 pengacara yang siap melakukan pendampingan.
"Yang sudah ada tadi terkonfirmasi 25 orang, pasti akan berkembang, pasti akan banyak," kata dia.
Rizieq dipolisikan menyusul video ceramah di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Minggu (25/12/2016), beredar di media sosial. Rizieq diduga telah menodai agama lewat ceramah ketika menyinggung perayaan Natal.
Laporan tertuang dengan nomor LP/6344/XII/2016/ Dit. Reskirmsus tertanggal 26 Desember 2016. Rizieq diduga melanggar Pasal 156 KUHP dan Pasal 156 A KUHP tentang Penistaan Agama.
Selain melaporkan Rizieq, mahasiswa juga melaporkan dua pemilik akun media sosial. Pemilik Instagram bernama Ahmad Fauzi dan pemilik akun Twitter @sayareya lantaran diduga menjadi pihak pertama yang mengunggap video ceramah Rizieq. Keduanya diduga melanggar Pasal 28 Ayat 2 Jo Pasal 45 A ayat 2 Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
"Kami akan terus mengejar sampai dengan tingkatan Habib Rizieq ini benar-benar dipanggil dan diperiksa," kata Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP-PMKRI) Angelo Wake Kako usai membuat laporan di Polda Metro Jaya, Senin (26/12/2016).
Angelo dan kawan-kawannya akan mengawal kasus ini agar diproses.
"Karena selama ini pantauan kami beliau orang yang bisa dikatakan cukup kebal hukum selama ini. banyak laporan masyarakat tetapi respon pemerintah dan polisi sepertinya lamban," kata dia.
Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia berharap penyidik Polda Metro Jaya tidak membeda-bedakan penanganan kasus demi tegaknya supremasi hukum.
"Kami bersama dengan teman-teman gerakan akan terus membangun kekuatan, konsolidasi untuk mengawal, siapapun tidak ada yang kebal hukum di negara ini, walaupun Habib Rizieq sekalipun. Harus dipanggil, hukum harus membuktikan beliau benar melakukan penistaan agama atau tidak," katanya
Angelo mengatakan tidak akan mengerahkan massa untuk demonstrasi. Dia percaya polisi dapat menindaklanjuti laporan dengan baik.
"Kita tidak akan melakukan demo yang besar-besaran ya. pada prinsipnya pressure pasti kita akan lakukan kepada pihak kepolisian karena ini hari ini bola ini sudah ada di tangan polisi. harapan kami polisi juga harus cepat tanpa adanya preasure dari kelompok masyarakat mana ketika laporan itu sudah di tangan dia, dia wajib, selama ini polisi kelihatan tunggu di pressure dulu baru dijalankan itu yang kita nggak mau," kata dia.
Saat ini, Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia sedang proses pembentukan tim pengacara untuk melakukan pendampingan hukum.
"Pulang ini kita akan berkonsolidasi semua alumni PPPMKRI semua alumni senior-senior kita akan kita kumpulkan habis ini untuk menjadikan tim lawyer kita," kata Angelo.
Angelo mengatakan sudah ada sekitar 25 pengacara yang siap melakukan pendampingan.
"Yang sudah ada tadi terkonfirmasi 25 orang, pasti akan berkembang, pasti akan banyak," kata dia.
Rizieq dipolisikan menyusul video ceramah di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Minggu (25/12/2016), beredar di media sosial. Rizieq diduga telah menodai agama lewat ceramah ketika menyinggung perayaan Natal.
Laporan tertuang dengan nomor LP/6344/XII/2016/ Dit. Reskirmsus tertanggal 26 Desember 2016. Rizieq diduga melanggar Pasal 156 KUHP dan Pasal 156 A KUHP tentang Penistaan Agama.
Selain melaporkan Rizieq, mahasiswa juga melaporkan dua pemilik akun media sosial. Pemilik Instagram bernama Ahmad Fauzi dan pemilik akun Twitter @sayareya lantaran diduga menjadi pihak pertama yang mengunggap video ceramah Rizieq. Keduanya diduga melanggar Pasal 28 Ayat 2 Jo Pasal 45 A ayat 2 Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Komentar
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Syahganda Bocorkan Amnesti Jilid 2: Prabowo Bakal Ampuni Ratusan Musuh Politik Jokowi
-
6 Kontroversi Lina Mukherjee, Dari Makan Babi Hingga Hamil di Luar Nikah!
-
5 Fakta Panas Bentrok Berdarah di Ceramah Rizieq Shihab yang Sebabkan 15 Orang Terkapar
-
Siapa Dalang Penyerangan di Ceramah Habib Rizieq? 5 Orang Terluka Sajam, Ini Tuntutan HRS
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi