Suara.com - Tersangka perbuatan makar Rachmawati Soekarnoputri menangis ketika bercerita proses makar yang pernah disaksikannya sendiri pada tahun 1965. Saat itu terjadi pada ayahandanya, Soekarno.
Rachmawati menilai ayahnya diturunkan paksa oleh sekelompok orang dari kursi kepresidenan. Cerita ini diutarakan Rachmawati ketika melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon, di DPR, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
"Pada tahun 1965 saya berada di Istana, saya tahu artinya makar. Pasukan tidak dikenal mengepung istana menanyakan Presiden di mana. Itu kan jelas (makar). Tapi kami datang ke MPR Pak," kata Rachmawati yang kemudian kalimatnya terputus.
Sontak dia terdiam sebentar. Suaranya sesegukan dan sejumlah tisu yang ada di depannya diambil untuk mengelap hidung dan matanya. Intonasi bicaranya pun naik turun, bahkan sesekali berhenti sambil menarik nafas panjang.
"Saya berada di istana pak," katanya dan berhenti lagi untuk mengelap hidungnya lagi.
"Jadi bagaimana yang dikatakan makar itu saya tahu. (Setelah makar 1965) Saya tahu, tak lama kemudian ada pengumuman di radio, dewan revolusi dipimpin oleh Kolonel Untung," sambung Rachmawati.
Setelah itu, Rachmawati membandingkan dengan apa yang dilakukannya sebelum peristiwa 2 Desember 2016. Di mana, dia dijadikan tersangka perencanaan makar karena dianggap akan mengepung kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat. Padahal, Rachmawati mengaku hanya akan menyerahkan petisi terhadap kinerja Presiden Joko Widodo kepada MPR.
"Kami ingin datang ke MPR (pada tanggal 2 Desember 2016) menyampaikan petisi. Kalau mau makar, kami kepung istana bukan ke MPR yang katanya ini rumah rakyat," kata dia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya ini pun curiga penangkapannya atas kasus perencanaan makar merupakan hal yang direncanakan.
Karenanya, dia berharap kasus ini bisa dihentikan dan tidak ditindaklanjuti karena sampai sekarang kasus tersebut belum menemui bukti permulaan terkait dugana tindak pidana makar.
Baca Juga: Rachmawati, Ahmad Dhani dkk ke DPR Minta Kasus Makar Dihentikan
"Saya sudah melihat ini by desain ini akan justru digambar gemborkan persatuan akan pecah belah. Golongan agama dikatakan kelompok radikal terorisme dan kelompok nasionalis dikatakan makar. Ini antitesa kita untuk menggelar konsolidasi persatuan NKRI," kata dia.
"Kami memohon untuk tidak berlarut gelar perkara tuduhan ini supaya di SP3 kan ini jalan terbaik. Supaya kita bisa mengadakan rembuk nasional mau dibawa kemana bangsa kita. Solusi penyelamatan bangsa kita," ujarnya.
Dalam pertemuan ini, Rachmawati tidak sendirian. Dia datang dengan Kivlan Zein, Hatta Taliwang, Firza Huzein, dan tersangka penghinaan Presiden Joko Widodo Ahmad Dhani, serta rombongan dari Advokat Cinta Tanah Air.
Rombongan ini diterima oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon ditemani Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya Supratman Andi Agtas, dan Anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra Wenny Warouw.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka