Suara.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono enggan berkomentar banyak, terkait keluhan sang ayah yang merupakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY mengeluh lewat Twitter mengenai banyaknya berita bohong atau hoax yang terjadi akhir-akhir ini.
Ia pun meminta awak media untuk menanyakan kepada SBY terkait cuitan di twitter.
"Mungkin lebih baik tanyakan Pak SBY langsung, karena beliau tidak bertanya kepada saya tidak konsultasi," ujar Agus di Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Meski begitu, ia menilai, SBY memiliki pandangan terkait apa yang dituliskan di media sosial. Agus pun sependapat dengan pernyataan SBY yang melihat kondisi akhir-akhir ini.
"Tentunya beliau punya pandangan tersendiri. Tetapi saya mengamini apa yang dituliskan 140 karakter di Twitter akun resmi Pak SBY," kata dia.
Agus mencontohkan, kasus dugaan korupsi Dana Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kwarda Gerakan Pramuka tahun anggaran 2014-2015, yang diduga melibatkan calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni.
Ia menilai, kasus tersebut dipolitisasi oleh sekelompok pihak karena bersamaan Sylviana maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Karena saya melihat kok akhir-akhir ini segala sesuatunya terlalu dipolitisasi. Berkembang sekali berbagai isu yang tidak benar, fitnah, black campaign, berbagai hal yang membingungkan. Kalau bingung saja masih oke, tetapi kalau sudah memecah belah anak bangsa itu yang justru kita sayangkan," ucap Agus.
Tak hanya itu, ia menyayangkan adanya upaya memecah belah masyarakat Jakarta yang dilakukan oleh beberapa oknum.
Baca Juga: Saat Rizieq Datang ke Polda Ricuh, Fotografer Kena Pukul
"Janganlah! Karena tingkah laku satu dua orang, satu dua kelompok rakyat Jakarta terpecah belah, seharusnya tidak demikian. Kalau ada masalah, pasti ada solusinya. Solusi itu tentu harus dihadirkan dengan hati nurani yang bersih, akal yang sehat dan dengan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak. Ini yang kita harapkan hadir di kota ini dan di Indonesia," tuturnya.
Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa jika hoax dan Black Campaign merajelalela dan dipolitisasi akan menimbulkan kekacuan di masyarakat.
"Kemudian segala sesuatu dipolitisasi, ada upaya pembunuhan karakter, itulah yang menimbulkan kekacuan di mayarakat kita. Kalau itu terus menerus, kita bukan hanya jalan di tempat, tetapi juga mundur ke belakang. Kalau kita tidak bersatu dan justru mengedepankan praduga-praduga yang akan menghancurkan kita semua," paparnya.
SBY mengeluhkan, bangsa ini yang sekarang banyak hoax. Melalui cuitan, Yudhoyono tidak menawarkan pemecahan.
"Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar 'hoax' berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang? *SBY*
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu