Suara.com - Penyidik Polda Jawa Barat masih melengkapi alat bukti kasus dugaan penghinaan terhadap Pancasila yang dilakukan pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.
"Sudah diperiksa (Rizieq dan saksi), tapi biar lebih dikuatkan lagi. Yang sudah diperiksa banyak, ada tukang parkirnya, ada tukang panggung, ada yang melihat saat kejadian karena itu pun pernah diingkari (Rizieq). Padahal waktunya sudah jelas. Kami butuh bukti," kata Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2017).
Anton mengatakan bukti-bukti yang dilengkapi tidak hanya dari saksi fakta, melainkan dari berbagai sumber.
"Memang penyelenggaranya waktu itu FPI. Silakan saja FPI juga mengatakan kejadian itu ada, kami tahu dari surat izinnya sudah jelas. Tapi di sana ada orang luar (selain FPI)," ujar dia.
Pekan lalu, kasus ini sudah naik dari penyelidikan ke tingkat penyidikan. Rizieq juga sudah diperiksa sebagai saksi terlapor.
Awal pekan lalu, Polda Jawa Barat juga sudah melakukan gelar perkara, namun masih ada beberapa informasi yang perlu diperkuat.
Setelah semua didapat, penyidik akan kembali melakukan gelar yang rencananya dilaksanakan pekan depan. Gelar perkara ini dilakukan untuk menentukan apakah nanti ada tersangka atau tidak.
"Minggu depan akan digelar lagi," tutur dia.
"Di sini ada bukti surat, bukti saksi, bukti ahli, berdiri satu-satu. Ini rangkaian fakta, fakta yang satu dan yang lain itu terhubung. Terhubung ini harus betul-betul kuat," Anton menambahkan.
Kasus dugaan penghinaan terhadap Pancasila dan Bung Karno merupakan laporan Sukmawati Soekarnoputri. Pangkalnya video Rizieq ketika ceramah di Lapangan Gasibu, Kota Bandung.
Usai diperiksa sebagai saksi terlapor, Rizieq membantah melakukan penghinaan terhadap Pancasila dan Bung Karno. Dia juga meragukan keaslian video yang dijadikan alat bukti.
Berita Terkait
-
Lima Tahun Tragedi KM 50, Ini Alasan FPI Tetap Suarakan Keadilan di Depan Komnas HAM
-
Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM
-
FPI Desak BIN dan BAIS Tangkap Dua Eks Tentara Israel di Bali
-
Heboh Mantan Tentara Israel di Bali, Diduga Mata-mata: Ini Operasi Intelijen Negara Musuh
-
Syahganda Bocorkan Amnesti Jilid 2: Prabowo Bakal Ampuni Ratusan Musuh Politik Jokowi
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam Terkait Ijazah Palsu, Statusnya Jadi Tersangka?
-
DPD RI Dorong Sinergi Lokal-Global, Perkuat NTB Sebagai Etalase Pariwisata dan Energi Bersih
-
4 Fakta Pilu Bencana Longsor Cilacap: 21 Warga Masih Dicari, Tanah Terus Bergerak Ancam Tim SAR
-
Firli Bahuri Sambut Rencana Amnesti: Desak SP3 untuk Akhiri Status Tersangka Menggantung
-
Tragedi Longsor Cilacap: Belasan Rumah Terkubur, 20 Warga Masih dalam Pencarian Dramatis
-
Gegara Rokok, Bripda TT Tega Aniaya 2 Siswa SPN Hingga Viral, Kapolda NTT Tak Tinggal Diam
-
Fakta-fakta Roy Suryo Cs Diperiksa 9 Jam di Kasus Ijazah Jokowi, Berakhir Tak Ditahan
-
Meski Lebih Efisien, TII Ungkap Tantangan Baru dalam Pemisahan Jadwal Pemilu
-
Proyek Mal Mewah di Kelapa Gading Digerebek, 14 WNA China Kepergok Jadi Kuli Bangunan
-
Bobby Nasution Terseret Dugaan Korupsi Jalan, KPK Berani Penuhi Perintah Pengadilan?