Suara.com - Pemerintah Turki mendeportasi seorang Warga Negara Indonesia (WNI) beserta keluarganya. WNI yang datang bersama istri dan ketiga anaknya itu diduga mencoba menyelinap ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ekstremis ISIS.
Dilansir Channel News Asia, Jumat (27/1/2017), menurut keterangan pejabat senior keamanan Indonesia yang tidak disebutkan namanya, lelaki tersebut merupakan mantan pejabat di Kementerian Keuangan RI.
Sang ayah beserta istri dan anaknya yang berusia antara tiga sampai 12 tahun, sudah tiba di Bali dengan menumpang penerbangan maskapai Emirates pada, Selasa (24/1/2017), dan langsung diamankan pihak keamanan setempat.
"Lelaki itu memiliki posisi yang baik di Kemenkeu. Dia mengenyam pendidikan di beberapa sekolah top di Indonesia dan memperoleh gelar Master jurusan kebijakan publik dari Flinders University di Adelaide, Australia," kata pejabat senior keamanan Indonesia.
"Dia memiliki kehidupan yang baik di Indonesia...pekerjaan yang baik, ekonominya juga stabil. Tapi, bukan itu yang diinginkannya," sambungnya.
Dalam perjalanan ke Suriah, keluarga tersebut dikabarkan sampai menjual rumah dan ingin hidup di bawah kekhalifahan ISIS. Mereka meninggalkan Indonesia pada 15 Agustus 2016.
Guna menghindari kecurigaan pihak berwenang, keluarga tersebut pertama kali singgah di Thailand. Tiga hari kemudian, mereka melanjutkan penerbangan ke Istanbul.
Di Istanbul, mereka bertemu dengan seorang WNI berinisial 'I' yang membawa mereka ke tempat aman. Mereka diketahui beberapa kali pindah tempat tinggal sewaktu di Istanbul.
"Mereka ditangkap militer Turki dalam sebuah penyergapan pada 16 Januari dan dibawa ke kantor polisi di mana mereka ditahan selama seminggu sebelum dikirim kembali ke Indonesia," jelas pejabat keamanan di Indonesia.
Baca Juga: Polisi Endus Keberadaan Dua Napi yang Kabur dari Nusakambangan
Berdasarkan data yang dihimpun pejabat berwenang di Indonesia, ada sekitar 700 sampai 1.000 WNI yang berada di Suriah dan bergabung dengan ISIS.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara