Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus mengapresiasi keberanian Kepolisian Daerah Jawa Barat untuk menetapkan Pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab sebagai tersangka. Kata dia, hal tersebut mencerminkan konsistennya pendirian Polri dalam mengusut kasus yang dilaporkan Sukmawati Soekarno Putri, Putri Bung Karno.
"Masyarakat juga mengapresiasi sikap konsistensi Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan yang akhirnya berhasil memenuhi target penyelidikan dan penyidikannya yaitu menemukan dan menetapkan Sdr. Rizieq Shihab sebagai tersangka yang diduga sebagai pelaku tindak pidana penistaan terhadap sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan Pencemaran Nama Baik alm. Bung Karno, proklamator sekaligus perumus Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia," kata Petrus melalui keterangan persnya, Selasa (31/1/2017).
Adapun pasal pidana yang disangkakan kepada Rizieq Shihab adalah ketentuan Pasal 154 a KUHP dan Pasal 320 KUHP yang ancaman hukumnya paling tinggi empat tahun penjara. Katanya, pengumuman status tersangka terhadap Rizieq, meskipun tergolong masih awal dari proses hukum yang panjang, namun bagi publik, pemberian status tersangka kepadanya merupakan perwujudan rasa keadilan bagi rakyat yang cinta kepada kehidupan kebhinekaan dan berdampingan secara damai sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
"Berbagai upaya dan desakan yang dialamatkan kepada Polri untuk menindak tegas Rizieq pentolan FPI, rupaya direspons secara positif, terbukti dengan sejumlah langkah Polri mengusut berbagai Laporan Masyarakat atas dugaan tindak pidana yang dilakukan Rizieq," katanya.
Meski begitu, dia mengakui bahwa untuk menindak FPI dan Rizieq Shihab bukanlah perkara gampang, mengingat FPI boleh dibilang ormas yang dalam aktivitas sosial kemasyarakatannya sering mempertontonkan perilaku radikal, intoleran bahkan anarkis. Bertambah lagi aparat penegak hukum dan negara seolah-olah memberikan hak istimewa kepada FPI untuk boleh melakukan apa saja, asal mengatasnamakan agama.
"Kuatnya FPI karena memang selama 10 tahun SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menjadi Presiden, kelompok FPI dalam berbagai sikap intoleran dan radikal seolah-olah mendapat imunitas atau kekebalan secara hukum, sehingga jarang sekali kita mendengar pimpinan FPI terjerat hukum ketika melakukan tindakan intoleran dan radikal untuk dan atas nama agama," kata Advokat Peradi tersebut.
Dengan ditetapkannya Rizieq dalam satu kasus yang sudah dilaporkan masyarakat, maka akan menjadi pintu masuk bagi laporan yang lainnya. Katanya, apabila melihat respons pihak Kepolisian terhadap kasus-kasus yang bersifat publik, terutama menyangkut gangguan terhadap ketenteraman masyarakat, gangguan terhadap HAM dan kebhinekaan secara massal, maka sikap profesionalisme Polri yang begitu cepat merespons laporan masyarakat, merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak sekaligus menjadi bukti bahwa komitmen Presiden Jokowi untuk menghadirkan negara di saat rakyat benar-benar memerlukan telah dipenuhi oleh Polisi.
"Hadirnya negara di tengah publik yang sedang cemas dan galau akibat perilaku FPI yang mencoba mengancam eksistensi keberagaman sebagai ideologi bangsa yang telah mengikat warga bangsa ini dalam satu kesatuan wilayah, diharapkan dilakukan secara konsisten dan persistens, karena jika hal ini hanya sekedar hangat tahi ayam atau hanya secara sporadis, maka ancaman perpecahan bangsa akibat perilaku ormas-ormas intoleran dengan sikap radikal lambat laun akan menjadi sebuah supremasi kelompok, yang sulit dikendalikan bahkan bisa mengancam eksistensi negara," katanya.
"Dengan demikian maka pada saat yang tepat pula negara datang, hadir dan menunjukan kemampuannya untuk melindungi segenap warganya dari perilaku sewenang-wenang kelompok lain, yang ingin mengganti ideologi Pancasila," tutup Petrus.
Baca Juga: Massa Anti Ahok akan Kawal Pemeriksaan Munarman dan Rizieq
Tag
Berita Terkait
-
Massa Anti Ahok akan Kawal Pemeriksaan Munarman dan Rizieq
-
Rizieq Jadi Tersangka, Pendukung Marah: Siap Tunggu Komando!
-
Berani Jadikan Rizieq Tersangka, Netizen: #BravoPoldaJabar
-
Merasa Difitnah Chat Sex dengan Rizieq, Firza Husein Syok Berat
-
Tak Tahan Lihat Chat Sex Fitnah Rizieq, Mahasiswa Lapor Polisi
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina