Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung soal penegakan hukum di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menilai, penegakan hukum seringkali dipolitisasi.
"Negara kita adalah negara hukum demikian yang terkandung dalam konstitusi kita. Hukumlah yang harus menjadi panglima, bukan politik, apalagi kekuasaan," kata Yudhoyono saat menyampaikan pidato politik di acara dies natalies Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
Dewasa ini, lanjut Yudhoyono, rakyat sedang mengamati praktik penegakan hukum di seluruh Tanah Air. Kata dia, ada nuansa, bahkan testimoni bahwa dalam penegakan hukum masih saja ada yang tebang pilih.
Presiden RI ke-6 itu mengatakan rakyat juga merasakan, bahkan mengetahui ada intervensi dari pihak-pihak yang tidak berhak dalam proses penegakan hukum akhir-akhir ini.
"Di era keterbukaan dan transparansi sekarang ini, transparansi, cerita-cerita di belakang layar seperti itu telah menjadi rahasia umum. Masyarakat kita memang cenderung diam, sebagian bahkan takut. Tetapi jangan salah, sesungguhnya mereka tahu," ujar Yudhoyono.
Ia mengingatkan, cara pandang yang menganggap rakyat serba lemah, sesungguhnya amat berbahaya. Sebab, apabila orang-orang yang lemah mulai bersatu, maka persatuan itu akan menjelma sebagai kekuatan atau people power.
"Sejumlah kasus besar ber kategori terang, yang menurut rakyat pasti diproses secara hukum, nampaknya masih mengendap entah di mana. Sementara kasus-kasus yang jauh lebih tidak signifikan, menjadi prioritas," tutur Yudhoyono.
Ia melanjutkan, akhir-akhir ini, yang diperkarakan adalah mereka yang dianggap menyebarkan kebencian atau tindakan tidak menyenangkan terhadap penguasa.
"Jika yang menjadi korban atau yang mencari keadilan bukan dari lingkar kekuasaan, jalannya tidak selalu mudah," kata Yudhoyono.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Sempat Dikira Hilang Usai Demo Ricuh, Eko Purnomo Ternyata Cari Nafkah Jadi Nelayan di Kalteng
-
Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
-
Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
-
Usai Kunjungan Gibran, Kemendagri Janji Perbaiki Program Kesehatan dan Pendidikan di Papua!
-
Mengapa Tutut Soeharto Gugat Menteri Keuangan Purbaya ke PTUN?
-
DPR Dukung Aturan Satu Warga Satu Akun Medsos, Legislator PKS: Bisa Cegah Kriminal
-
Kepsek Dicopot Gegara Anak Walikota Prabumulih? Klarifikasi Malah Bikin Warga Meradang!
-
Kekayaan Tutut Soeharto yang Gugat Menteri Keuangan Purbaya
-
Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Keracunan Usai Santap MBG
-
DPR Enggan Ambil Pusing Pigai Ganti Istilah Aktivis Hilang: Terpenting Kembalikan ke Keluarganya