Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Andreas Hugo Pareira mempertanyakan maksud dari pendapat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahwa perkara dugaan penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bukan isu kebhinekaan, bukan isu SARA, juga bukan isu NKRI, dan belakangan terkesan dipolitisasi serta terjadi penggeseran dari isu aslinya.
"Yang menggeser siapa? Mesti tanya beliau. Siapa yang menggeser dan mempolitisasi isu itu? Yang pasti PDI Perjuangan tidak. Karena kami mendorong kebhinnekaan itu. Buat PDI Perjuangan kami memahami itu tentu ada tantangan-tantangan. Kalau ada yang mengatakan menggeser, justru kita bertanya siapa yang menggeser itu dan mempolitisasi itu," kata Andreas di DPR, Rabu (8/2/2017).
Pendapat Yudhoyono disampaikan dalam pidato di acara dies natalis Partai Demokrat ke 15 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
Yudhoyono mengatakan di penghujung tahun 2016, bangsa ini kembali diuji. Dikatakan, situasi sosial dan politik memanas, dipicu oleh perkataan Ahok yang dinilai melakukan penistaan terhadap agama Islam.
"Dari isu yang sebenarnya cukup sederhana, akibat pengelolaan awal yang tidak tepat, akhirnya berkembang menjadi isu yang rumit dan sensitif," kata Yudhoyono.
"Saya tetap berpendapat bahwa kasus hukum saudara Basuki bukanlah isu kebhinnekaan, bukan isu SARA dan juga bukan isu NKRI. Namun, dalam perkembangannya seperti ada politisasi dan penggeseran dari isu aslinya. Akibatnya, hubungan antar identitas tertentu menjadi tegang. Masyarakat justru bercuriga, jangan-jangan ada pihak tertentu yang ingin membenturkan satu identitas dengan identitas yang lain," Yudhoyono menambahkan.
Yudhoyono berpendapat ketegangan sosial-politik yang terjadi sekarang harus segera diakhiri.
"Jangan justru dipelihara, apalagi dibesar-besarkan. Marilah kita petik hikmah dan pelajaran yang berharga dari peristiwa tersebut. Sebagai bangsa yang majemuk, marilah kita benar-benar pandai bertoleransi dan bertenggang rasa. Setelah itu, marilah kita lanjutkan perjalanan kita. Melangkah ke depan. Move on. Masih banyak tugas dan pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama di masa depan," kata dia.
Dia mengajak semua elemen masyarakat memetik hikmah dan pelajaran yang berharga dari peristiwa tersebut.
"Sebagai bangsa yang majemuk, marilah kita benar-benar pandai bertoleransi dan bertenggang rasa. Setelah itu, marilah kita lanjutkan perjalanan kita melangkah ke depan, move on, masih banyak tugas dan pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama di masa depan," tutur SBY.
Yudhoyono juga meminta semua elemen masyarakat menghormati proses penegakan hukum yang sedang dijalani Ahok, memberikan ruang kepada penegak hukum agar bisa memutuskan seadil-adilnya.
"Putusan apapun mesti kita hormati. Bebaskan segala intervensi dari pihak manapun," kata Yudhoyono.
Dia juga mengimbau agar pengerahan massa untuk menyikapi kasus Ahok tidak dilakukan lagi.
"Gerakan massa yang berhadap-hadapan bisa menimbulkan benturan fisik dan kekerasan yang tidak kita kehendaki. Dengan niat baik, saya ingin mengingatkan, janganlah dibiarkan terjadinya benturan horisontal di masyarakat kita," kata Yudhoyono.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Tragis! Mahasiswa Unpad Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu, Mobil Hangus Terbakar
-
Dorong Pengembangan Energi Hijau, Pemda Bengkulu Dukung PLN Kembangan PLTP Hululais & Kepahiang
-
Tak Akan Kunjungi Israel, Ternyata Begini Agenda Asli Presiden Prabowo Usai KTT Perdamaian Gaza
-
Wajib Lapor via Aplikasi, Kegiatan Reses Anggota DPR Akan Diawasi Langsung oleh MKD
-
Kontak Senjata Pecah di Kiwirok, OPM Bakar Sekolah hingga Dipukul Mundur Aparat!
-
Jokowi Bicara Blak-blakan, Ungkap Perannya dalam Mendukung dan Bekerja Keras untuk PSI
-
Dasco Sebut Anggota DPR 'Nombok' Saat Reses, Pengeluaran Tak Terduga Sulit Dilaporkan di Aplikasi
-
Gelar SE dan MM Iriana Jokowi Dipermasalahkan, Dosan UMS Beri Kesaksian
-
Hati Ibunda Nadiem Makarim Hancur, Seret Nama Tom Lembong dan Hasto: Anak Kami Bersih!
-
Praperadilan Ditolak, Orang Tua Nadiem Kecewa Berat: Anak Kami Bersih, Ini Mematahkan Hati