Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan selama mengikuti masa kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Dirinya merasa renggangnya tali silaturahmi di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hal ini dirasakan Djarot ketika dirinya non aktif menjadi wakil gubernur DKI Jakarta selama kurang lebih 3 bulan dan maju sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta bersama calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Saya mau mampir ke kantor kelurahan nggak enak ke kantor kecamatan nggak enak. Ketemu sampean semua, kadang makan sop kantor Kecamatan Tanah Abang ketemu sampai ajudanku, Ilham itu juga pura-pura nggak kenal daripada dilaporin," ujar Djarot dalam sambutan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).
Ia pun sempat menceritakan hal tersebut kepada Kepala Badan Kepegawain Daerah Suradika dan Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Saefullah. Kata Djarot, renggangnya silaturahmi antara dirinya dan PNS dikarenakan takut dianggap mendukung pencalonan Djarot dan Ahok.
"Saya sampai curhat sama pak Suradika (Kepala BKD), Pak Sekda (Saefullah), Pilkada seakan akan menakutkan sehingga silaturahim kita sama-sama takut, kami nggak enak, sampean nggak enak, ini ada apa toh," tuturnya.
Tak hanya itu Djarot juga mengatakan bahwa ketika dirinya melakukan kampanye mendapat penghadangan dari sekelompok warga di Kedoya, munculnya Wali Kota Jakarta Barat Anas Efendi juga dilaporkan karena dianggap mendukung Djarot di Pilkada DKI Jakarta.
"Datang wis dihadang di Kedoya, ada Wali Kota datang juga Kapolres datang, itu pun dilaporkan. Jadi gini loh, kita selalu dibangun rasa kecurigaan, niatnya sudah nggak baik. Sehingga bisa memutus merenggangkan tali silaturahim," ucap Djarot.
Mantan Wali Kota itu menuturkan bahwa dirinya bukan orang baru di Pemerintahan. Pasalnya waktu ia kembali mencalonkan Wali Kota Blitar, dirinya mengetahui bahwa selama menjadi calon kepala daerah tidak boleh menggunakan fasilitas dinas.
"Waktu di Blitar pun jadi Wali Kota di Blitar lima tahun saya belum punya rumah, saya kos di rumah dinas, nggak kepikiran beli rumah. Begitu nyalon (calon kepala daerah) nggak boleh pakai, terus bagaimana, nyari kontrakan, jadi Wali Kota yang ngontrak, saya ini," kata Djarot.
Baca Juga: Kembali ke Balai Kota, Bawaslu Ketat Awasi Ahok dan Djarot
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa selama mengikuti kampanye tidak pernah menggunakan mobil dinas.
"Saya tidak mau menggunakan mobil dinas, meskipun kampanye Sabtu Minggu, saya bilang tetap karena sudah masa kampanye dan sudah daftar saya tetep di rumah kontrakan, tapi tetap ngantor. Sangat patuh tapi tidak memutus tali silaturahim. Tapi saya tahu ini saling menjaga, saya menjaga anda, anda menjaga kami," paparnya.
Berita Terkait
-
Kembali ke Balai Kota, Bawaslu Ketat Awasi Ahok dan Djarot
-
Djarot Ngaku Kangen Pegawai Pemprov saat Cuti Kampanye Pilkada
-
Djarot Klaim 99 Persen PNS Jakarta Tak Lakukan Pungutan Liar
-
Djarot: Hujan Awal Tahun Ini Tak Sebabkan Banjir, Cuma Genangan
-
Djarot: Pemprov Akan Tambah Subsidi "Kartu Jakarta Pintar"
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
Terkini
-
Terbongkar! Oknum TNI Jadi Perantara Penculikan dan Pembunuhan Sadis Kacab Bank BUMN, Kini Ditahan
-
Misteri 'Perintah Maut' untuk Kopda FH: TNI Irit Bicara Soal Dalang di Balik Pembunuhan Kacab Bank
-
Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri