Suara.com - Kuasa hukum Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, Bachtiar Nasir, Kapitra Ampera membeberkan alasan meminjam rekening Yayasan Keadilan untuk Semua untuk menampung dana umat dalam kegiatan aksi demonstrasi 11 November dan 2 Desember 2016. Kata dia, faktor kepercayaan jadi alasan utama.
"Kita meminjam rekening itu harus kenal orangnya. Kalau tidak kenal akan sulit, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Yayasan juga tidak akan meminjamkan kalau tidak kenal," kata Kapitra di Bareskrim Polri gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (16/2/2017).
Lebih lanjut kata Kapitra, kliennya sama sekali tidak mengeluarkan dana milik Yayasan Keadilan untuk Semua. Dana sumbangan dari para donatur untuk aksi 411 dan 212 masih ada di rekening yayasan.
"Ada donasi dana untuk GNPF lalu ditarik untuk aksi bela Islam. Uang pribadi yayasan ada di yayasan, tentu kita tak ganggu. Uang donasi juga masih ada, masih ada uang GNPF yang disumbangkan, yang diserahkan oleh masyarakat ke rekening yayasan," ujarnya.
Bachtiar menjalani pemeriksaan sebagai saksidalam kasus dugaan pencucian uang Yayasan Keadilan untuk Semua di Bareskrim Polri, hari ini. Dia diperiksa selama sembilan jam dan dicecar 37 pertanyaan oleh penyidik.
Pemeriksaan Bachtiar untuk mendalami adanya dugaan penyalahgunaan uang melalui rekening yayasan tersebut.
Dalam kasus ini, penyidik Bareskrim Polri telah menetapkan pegawai Bank BNI Syariah Islahudin Akbar sebagai tersangka.
Tag
Berita Terkait
-
Dugaan Pencucian Uang, Bachtiar Nasir Dicecar 37 Pertanyaan
-
Kasus TPPU, Bareskrim Bidik Ketua Yayasan Keadilan
-
Diperiksa Kamis, Polisi Cari Tahu Hubungan Bachtiar dan Islahudin
-
Teman Bachtiar Nasir, Islahudin, Jadi TSK Dugaan Pencucian Uang
-
Dugaan Pencucian Uang, Novel Diperiksa Enam Jam, Ditanya 11 Soal
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!