Suara.com - Nama Fredy Tuhenay alias Iwan Bopeng kini sohor. Dia jadi perbincangan publik setelah dicari-cari tentara gara-gara mencak-mencak di tempat pemungutan suara nomor 27, Jalan Penggalang, gang IV, Kelurahan Palmeriam, RW 10, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (15/2/2017).
Iwan Bopeng yang ketika itu mengenakan kemeja khas kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat marah karena ada warga yang hak pilihnya tidak diakomodir petugas. Ketika sedang ngomel-ngomel, dia keceplosan. "Siapa tuh anak kecil tadi hey, tentara gue potong di sini, apalagi elu ye..." katanya. Kalimat inilah yang membuat sebagian tentara dan publik mengecamnya habis-habisan.
Bagaimana kronologis kejadiannya? Warga bernama Andri (28) bercerita, hari itu, Iwan Bopeng datang ke TPS 27 sekitar pukul 12.30 WIB. Dia datang setelah dihubungi temannya yang tidak bisa mencoblos karena masalah administrasi.
"Itu kejadian ada pas, satu orang mau coblos nggak bisa. Persyaratannya kurang, jadi dilarang pengawas coblos. Langsung kayaknya dia telpon Iwan bang. Iwan datang langsung marah - marah ke pengawas," kata Andri di Jalan Penggalang, Senin (20/2/2017).
Andri mengungkapkan Iwan Bopeng datang ke TPS bersama sekitar 15 orang, Mereka datang dengan kendaraan motor.
"Itu Iwan sama yang lain datang pakai motor semua sekitar 15 orang pakai baju kotak - kotak semua boncengan naik motor," ujar Andri.
Sesampai di lokasi, Iwan berdebat dengan pengawas TPS 27. Iwan mempertanyakan kenapa ada warga tidak bisa mencoblos.
Pengawas menjelaskan bahwa salah satu rekan Iwan tidak boleh mencoblos karena hanya membawa foto copy kartu tanda penduduk dan surat keterangan dari kelurahan.
"Itu berarti kan nggak boleh nyoblos kan bang, persyaratannya kurang. Kan prosedurnya jelas pemilihan kan. Dia cuma bawa foto copy KTP sama dari kelurahan doang," ujar Andri.
Namun, Iwan tetap bersikeras seharusnya boleh memberikan hak pilih. Bahkan, dia sempat mengancam akan memperkarakan petugas.
"Ini kalau nggak bisa nyoblos kita akan perkarakan," kata Andri mengulang ucapan Iwan.
Setelah itu, kata Andri, warga yang tidak boleh mencoblos tadi akhirnya diizinkan mencoblos.
Menurut Andri, petugas mengizinkannya agar tidak terjadi keributan antara warga dan pendukung Ahok dan Djarot.
"Itu dia akhirnya mencoblos mas, nggak tahu kenapa bisa. Warga nggak mau terjadi keributan aja mas," Andri.
Sekitar 30 menit kemudian, Iwan dan teman-temannya meninggalkan lokasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji