Suara.com - Juhel Miah, guru sekolah beragama Islam asal Wales, Inggris Raya, mendapat perlakukan tak menyenangkan saat ia ikut rombongan berkunjung ke New York, Amerika Serikat, pekan lalu.
Miah yang terdaftar sebagai guru matematika dalam rombongan sekolahnya tersebut, ditolak masuk AS lantaran beragama Islam dan parasnya identik dengan orang kawasan Timur Tengah.
"Saya diperlakukan seperti kriminal. Saya tak bisa makan dan tidur selama dua hari karena mendapat perlakukan diskriminatif seperti itu," tutur Miah seperti dilansir The Guardian, Selasa (21/2/2017).
Peristiwa itu persisnya terjadi pada Kamis (16/2) pekan lalu. Kala itu, Miah dan rombongan sekolah tempat ia mengajar transit di bandara yang berada di Ibu Kota Islandia, Reykjavik, sebelum terbang ke New York, AS.
Awalnya, Miah merasa tak bakal terjadi apa-apa terhadap dirinya. Miah sendiri sudah berada di dalam pesawat yang akan tinggal landas.
Tapi, sejurus kemudian, petugas keamanan mendekati dan memintanya ikut keluar pesawat. Dia sempat memberontak dan mempertanyakan alasan dirinya dibawa keluar pesawat yang tinggal hitungan menit terbang ke AS itu. Sementara rekan-rekan seprofesi dan muridnya dipersilakan melanjutkan penerbangan ke AS.
Setelah kembali ke dalam bandara, ia baru diberitahu menjadi salah seorang calon penumpang yang bakal diperiksa secara acak. Ia terpilih lantaran parasnya yang beretnis Arab.
"Setelahnya, saya dibawa ke sebuah ruangan. Di sana saya diminta melepaskan sepatu dan jaket. Mereka lalu memeriksa telapak kaki, tangan dan tas saya. Persis seperti polisi memeriksa kriminal. Padahal saya memunyai visa dan dokumen lengkap untuk masuk AS," tukasnya.
Pemeriksaan yang berlangsung selama lima menit itu ternyata bukan akhir hari tak menyenangkan bagi Miah.
Baca Juga: Pemimpin Agung Iran Sebut Israel 'Tumor Kanker'
Alih-alih dikembalikan lagi ke dalam pesawat, petugas keamanan justru membawa Miah ke sebuah hotel.
Dalam pengakuan Miah, hotel itu jauh dari kata nyaman. Lantai kamar hotel tempatnya diinapkan berlubang. Terdapat tas tak bertuan nan kotor di bawah tempat tidurnya. Lampu utama kamarnya tak menyala.
"Saya di hotel itu selama dua hari. Baterai ponsel saya tak ada daya. Ketika saya memeriksa koper untuk mencari baterai pengganti, ternyata gemboknya hilang. Saya sangat takut ketika itu," tuturnya.
Beruntung, rekan-rekan seprofesinya membelikan tiket baru untuk Miah agar bisa pulang ke Inggris, Sabtu (18/2). Sementara rombongan Miah sendiri baru pulang, Senin (20/2) awal pekan ini.
Neath Port Talbot Council, struktur organisasi atasan Miah sebagai guru, sudah mengirimkan surat protes kepada Kedutaan AS di London, Inggris.
"Kami melakukan protes kepada Kedubes AS atas perlakuan tidak adil dan diskriminatif terhadap Miah. Dia adalah guru Sekolah Llangatwg, seorang Muslim Wales yang terhormat, Dia juga tak memiliki dua kewarganegaraan," tegas juru bicara organisasi tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu