Suara.com - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir cenderung turun, tetapi statusnya masih siaga.
"Bengawan Solo di Bojonegoro masih siaga I-hijau dengan ketinggian mencapai 13,92 meter, Sabtu pukul 06.00 WIB," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, Sabtu (4/3/2017).
Menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro sempat masuk siaga II tertinggi 14,04 meter pukul 24.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir turun, karena ketinggian di daerah hulu Jurug, Solo, Jawa Tengah, juga Ngawi sudah turun sejak sehari lalu," ucap Budi.
Sesuai data, katanya, ketinggian air Bengawan Madiun di Ndungus, Ngawi sempat mencapai 7,40 meter, kemudian turun menjadi 5,60 meter. Budi juga mengatakan potensi air di sejumlah anak sungai Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, antara lain, Kali Kening dari Tuban, yang masuk ke Bengawan Solo di Bojonegoro juga tidak besar.
Oleh karena, ia memperkirakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jatim, akan terus turun sepanjang tidak ada tambahan air hujan di daerah hulu.
"Ketinggian air di hilir akan terus turun," jelas Budi.
Sementara itu, ketinggian air Bengawan Solo di hilir Babat, Laren, Karanggeneng dan Kuro, Lamongan, pagi ini, masing-masing 7,75 meter (siaga II-kuning), 5,54 meter (siaga III-merah), 4,13 meter (siaga II) dan 2,01 meter (siaga II).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo menyebutkan lokasi terdampak luapan Bengawan Solo di 29 desa di delapan kecamatan, antara lain, Kecamatan Trucuk, Kota, Kanor dan Baureno.
Hanya saja, lanjut dia, tidak ada laporan genangan luapan Bengawan Solo merendam pemukiman warga. Meski demikian, Andik meminta masyarakat di sepanjang bantaran meningkatkan kewaspadaan kemungkinan adanya genangan disebabkan air hujan sulit masuk ke Bengawan Solo yang sekarang meninggi.
"Kami juga mewaspadai ancaman banjir bandang, sebab kondisi tanah sudah jenuh air. Kalau saja terjadi hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir bandang," kata Andik.
Sesuai laporan dari BPBD Provinsi Jawa Timur banyak di wilayah Jawa Timur, berpotensi terjadi awan hujan (cumulonimbus) yang bisa menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang, pada Maret.
"Jajaran penanggulangan bencana sudah kami informasikan untuk meningkatkan kewaspadaan karena adanya ancaman awan "comulonimbus"," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah