Ketua KPUD Jakarta Sumarno [suara.com/Erick Tanjung]
Ketua Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta Sumarsono menegaskan keterlambatan waktu dimulainya rapat pleno untuk penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di pilkada putaran kedua, semalam, bukan lantaran menunggu pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hal ini menyusul sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang meninggalkan Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, gara-gara terlebih dulu gara-gara tidak tepat waktu.
"Waktu saya datang saya nanya apakah sudah hadir semua, tapi ternyata belum. Jadi tidak benar dianggap bahwa kami menunggu pasangan calon nomor urut tiga (Anies-Sandiaga), karena nomor tiga sudah hadir, " ujar Sumarno, baru-baru ini.
Ketika itu, Sumarno tidak kalau ternyata Ahok dan Djarot sudah lebih dulu tiba di Hotel Borobudur dan menunggu di salah satu ruangan.
"Tapi, kan pasangan calon Ahok-Djarot ada di ruangan lain yang bukan disiapkan oleh KPU DKI sehingga KPU DKI tidak mengetahui kalau dia sudah hadir, karena mereka nggak di situ (di ruang yang telah disediakan). Nggak ngerti kalau mereka sudah nunggu, kalau memang seandainya kami sudah tahu dan yang tiga (Anies-Sandiaga) sudah hadir kita bisa mulai lebih awal," katanya.
Akhirnya terjadilah aksi saling menunggu.
"Kami sudah siap (mulai). Iya saling tunggu, saya kira Ahok-Djarot nunggu juga agak lama, mikirnya kok ini nggak dimulai-mulai padahal kami juga menunggu. Kan beliau juga sangat sibuk, ini jadi saling tunggu," kata Sumarno
Sumarno mengatakan tak lama kemudian, Ahok terlihat masuk ke ruangan VIP dan di sana sudah ada Anies-Sandiaga. Ahok bertanya kepada KPUD mengenai kenapa rapat tak kunjung dimulai.
"Dia menyatakan kenapa nggak dimulai, saya sudah nunggu lama, rupanya menunggunya di tempat lain. Kami kan tidak tahu. Padahal sudah kami siapkan ruang tunggu khusus VIP. Dalam debat kemarin kan juga gitu, calon langsung menuju ruangan yang disiapkan KPUD bukan mencari ruangan sendiri. Kita tidak tahu kan jadinya kalau dia punya ruangan tersendiri," tuturnya.
Sumarno mengatakan kasus semalam murni karena miscommunication dan dia berharap jangan memunculkan tindakan saling menyalahkan.
"Saya sudah minta konfirmasi, ini lah tidak perlu saling salahkan. Saya kira ini miscommunication kalau KPU DKI kan biasa, kan disalahkan, aku ora opo-opo, " kata dia.
Ahok dan Djarot buru-buru pergi karena mereka sudah dijadwalkan untuk menghadiri acara pernikahan anak dari politikus senior PDI Perjuangan, Panda Nababan.
"Waktu saya datang saya nanya apakah sudah hadir semua, tapi ternyata belum. Jadi tidak benar dianggap bahwa kami menunggu pasangan calon nomor urut tiga (Anies-Sandiaga), karena nomor tiga sudah hadir, " ujar Sumarno, baru-baru ini.
Ketika itu, Sumarno tidak kalau ternyata Ahok dan Djarot sudah lebih dulu tiba di Hotel Borobudur dan menunggu di salah satu ruangan.
"Tapi, kan pasangan calon Ahok-Djarot ada di ruangan lain yang bukan disiapkan oleh KPU DKI sehingga KPU DKI tidak mengetahui kalau dia sudah hadir, karena mereka nggak di situ (di ruang yang telah disediakan). Nggak ngerti kalau mereka sudah nunggu, kalau memang seandainya kami sudah tahu dan yang tiga (Anies-Sandiaga) sudah hadir kita bisa mulai lebih awal," katanya.
Akhirnya terjadilah aksi saling menunggu.
"Kami sudah siap (mulai). Iya saling tunggu, saya kira Ahok-Djarot nunggu juga agak lama, mikirnya kok ini nggak dimulai-mulai padahal kami juga menunggu. Kan beliau juga sangat sibuk, ini jadi saling tunggu," kata Sumarno
Sumarno mengatakan tak lama kemudian, Ahok terlihat masuk ke ruangan VIP dan di sana sudah ada Anies-Sandiaga. Ahok bertanya kepada KPUD mengenai kenapa rapat tak kunjung dimulai.
"Dia menyatakan kenapa nggak dimulai, saya sudah nunggu lama, rupanya menunggunya di tempat lain. Kami kan tidak tahu. Padahal sudah kami siapkan ruang tunggu khusus VIP. Dalam debat kemarin kan juga gitu, calon langsung menuju ruangan yang disiapkan KPUD bukan mencari ruangan sendiri. Kita tidak tahu kan jadinya kalau dia punya ruangan tersendiri," tuturnya.
Sumarno mengatakan kasus semalam murni karena miscommunication dan dia berharap jangan memunculkan tindakan saling menyalahkan.
"Saya sudah minta konfirmasi, ini lah tidak perlu saling salahkan. Saya kira ini miscommunication kalau KPU DKI kan biasa, kan disalahkan, aku ora opo-opo, " kata dia.
Ahok dan Djarot buru-buru pergi karena mereka sudah dijadwalkan untuk menghadiri acara pernikahan anak dari politikus senior PDI Perjuangan, Panda Nababan.
Komentar
Berita Terkait
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Sampah Jadi Listrik Dinilai Menjanjikan, Akademisi IPB Tekankan Peran Pemilahan di Masyarakat
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun