Suara.com - Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai pertemuan Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (9/3/2017), merupakan momentum yang tepat di tengah kegaduhan politik.
"Saya pikir itu momentum yang tepatlah dari riuh-riuh politik, dibanding dilakukan pertemuan pelaksanaan pilkada DKI yang sarat dengan riuh-riuh politik, bisa ke sana bisa ke situ macam-macam," ujar Ray kepada Suara.com, Jumat (10/3/2017).
Ray menduga Jokowi sengaja memilih waktu pertemuan dengan Yudhoyono usai pilkada Jakarta putaran pertama untuk meredam eskalasi politik.
"Nggak kebayang kalau mereka ketemu di putaran pertama, mungkin riuh politiknya jauh lebih kencang. Mungkin itu yang diinginkan dari Pak Jokowi," ucap dia.
"Padahal boleh jadi materi pertemuannya sih sama-sama baik di putaran kedua pertama. Tapi kapan pertemuanya itu, jadi harus dikaji dengan tepat, pasca putaran pertama ini dianggap waktu yang lebih tepat," Ray menambahkan.
Menurut Ray pertemuan tersebut tentu membahas isu-isu strategi.
"Bermacam-macam di dalamnya, bisa urusan pilkada, tapi bisa jadi urusan yang jauh lebih besar daripada pilkada," kata Ray.
Kemana Demokrat?
Dari pertemuan tersebut, Ray belum melihat sinyal yang kuat yang menunjukkan Partai Demokrat akan mendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Aho)-Djarot Saiful Hidayat di pilkada Jakarta putaran kedua.
"Kita belum tahu, apakah nanti Demokrat apakah akan dukung Ahok atau tidak. Pertemuan kemarin belum ada sinyal yang cukup meyakinkan bahwa Demokrat akan ke Ahok," ujar Ray.
Ray justru menyaksikan tren pendukung pasangan yang diusung Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, cenderung mengalihkan dukungan ke pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Sebaliknya yang kita lihat ini banyak irisan dari koalisi kemarin (Koalisi Agus-Sylvi) pelan-pelan merapat ke Anies, itu yang kita lihat sebenarnya," kata dia.
Itu sebabnya, kata Ray, untuk sekarang sulit menebak apakah pertemuan antara Jokowi dan Yudhoyono akan diikuti dukungan ke Ahok-Djarot.
"Maka kita lihat, masih sulit untuk menduga apakah ini sinyal kuat bahwa suara Demokrat dialihkan ke Ahok. Saya pikir pak SBY juga nggak terlalu cepat untuk membuat keputusan untuk misalnya menyatakan dukungan untuk Ahok atau untuk Anies," kata dia.
Berita Terkait
-
Jokowi Buka Pintu Maaf Soal Tudingan Ijazah Palsu: Urusan Hukum, Ya Hukum
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kronologi dan 6 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Putri Sakinah di Labuan Bajo yang Menjadi Sorotan Dunia
-
KPK Panggil Eks Sekdis Kabupaten Bekasi yang Sempat Diamankan Saat OTT
-
Pramono Anung: Kenaikan UMP Jakarta Tertinggi, Meski Nominalnya Kalah dari UMK Bekasi
-
Polri Kerahkan Tambahan 1.500 Personel, Perkuat Penanganan Bencana Sumatra
-
Cekcok Ponsel Berujung KDRT Brutal di Sawangan, Polisi Langsung Amankan Pelaku!
-
Buruh KSPI Demo Dekat Istana: Tuntut UMP DKI Jadi Rp5,8 Juta, Anggap Angka Pramono Tak Sesuai KHL
-
Menuju Fase Rehabilitasi: Pemerintah Pastikan Sekolah, RSUD, dan Pasar di Sumatra Mulai Pulih
-
Arus Balik Nataru 2026 Dibayangi Kepadatan Tol, Polda Metro Siapkan 5 Skema Rekayasa Lalu Lintas Ini
-
Soal Adanya Pengibaran Bendera GAM, PDIP Beri Pesan: Jangan Campuradukkan Politik dalam Bencana
-
Kritik Pedas Ray Rangkuti: Di Indonesia, Musibah Sering Jadi Peluang Bisnis Pejabat!