Suara.com - Mantan teroris Khairul Ghazali alias Abu Ahmad Yasin mengakui program deradikalisasi yang dijalankan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) cukup bagus dan berhasil.
"Buktinya banyak para ikhwan yang dulunya radikal sekarang menjadi moderat," kata Khairul dikutip dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Kalaupun ada bekas pelaku terorisme yang belum "sembuh" dan kembali ke pemahaman jihad yang lama, yang sebenarnya salah, menurut dia jumlahnya tidak banyak.
Ia menilai langkah pemerintah dengan merangkul para mantan kombatan untuk membantu program deradikalisasi juga cukup efektif, karena orang telah terkena ideologi kekerasan akan sulit didekati oleh orang di luar mereka.
"Salah satu kunci deradikalisasi itu ialah kita harus dekat dengan mantan pelaku teror itu. Harus dekat dan harus dengan hati," kata dia.
Khairul yang pernah menjadi idiolog pelaku teror itu mengatakan orang-orang yang menganut ideologi kekerasan tidak bisa disadarkan dengan argumentasi.
"Mereka itu bukan orang yang perlu dinasihati karena mereka sudah merasa bahwa mereka bisa dinasihati oleh dirinya sendiri," ungkap Khairul.
Menurut dia pendekatan ekonomi justru lebih bagus digunakan untuk mendekati para penganut ideologi kekerasan daripada pendekatan ideologi.
"Kenapa? Mereka melihat negara memperhatikan aku, negara memperhatikan anak-anakku, oh negara memperhatikan istri dan keluargaku. Dengan begitu mereka akan melunak, apalagi bila kondisi perekonomiannya juga baik," tuturnya.
Dikatakannya, para mantan pelaku aksi terorisme setelah menjalani hukuman pasti butuh pekerjaan agar mereka tidak kembali ke jalan salah. Karena itu, mereka harus dilatih keterampilan.
"Langkah ini harus cepat. Hari itu mereka dibebaskan maka hari itu juga sudah mulai diperhatikan," ujar Khairul yang kini mengasuh Pesantren Darusy Syifa di Desa Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Bagaimanapun, kata dia, mantan teroris itu adalah manusia biasa yang punya hati. Setelah keluar dari penjara hendaknya mereka tidak distigmakan macam-macam atau dikucilkan.
"Juga keluarga dan anak-anaknya harus dibantu ekonominya. Setelah itu baru pelan-pelan kita ubah ideologinya. Ini adalah pendekatan yang dilakukan Pak Suhardi Alius (Kepala BNPT, Red), cukup paten," tambahnya. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka