Suara.com - Seorang pria yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, mengakui melakukan perbuatan asusila terhadap tiga muridnya yang masih di bawah umur.
Kasus yang melibatkan guru berinisial MU (54) sebagai pelakunya ini, merupakan perkara ketujuh yang terjadi di Sambas selama tiga bulan pertama tahun 2017.
Kepala Kepolisian Sektor Sambas Ajun Komisaris Agus Riyanto mengungkapkan, MU melakukan aksinya dalam kurun Januari hingga Februari. Namun, kasus itu baru terungkap Senin (13/3/2017) pekan lalu.
“Tersangka sudah kami ringkus. Korbannya sementara ini ada tiga anak berinisial UP (8), MN (7), dan MT (7). Ketiganya berjenis kelamin perempuan, dan duduk di bangku kelas satu SD. Tidak tertutup kemungkinan ada korban baru, kami tengah menyelidiki,”tutur Agus, Selasa (21/3).
Kasus ini terungkap ketika MT mengeluh kepada orangtuanya karena merasakan sakit di area vital saat hendak buang air kecil. Setelah ditanya, bocah itu jujur menuturkan perilaku sang guru.
KSF, orang tua MT, lantas melaporkan pengakuan buah hatinya ke Polsek Sambas, Senin (13/3) sekitar pukul 10.00 WIB. Selang sehari, Rabu (15/3), polisi mendatangi MU dan membawanya ke Kantor Desa Sempalai untuk dimintakan keterangan.
Ketika diinterogasi di kantor desa itu, MU mengakui perbuatannya. Ia mengungkapkan, mencabuli murid-muridnya di salah satu ruang kelas saat memberikan bimbingan belajar “khusus”.
Namun, MU membantah dirinya seorang pedofilia karena hubungan rumah tangganya bersama sang instri tidak bermasalah.
Baca Juga: Kasus Suap Pajak, KPK Siap Telisik Duo Petinggi DPR dan Syahrini
Wakil Bupati Sambas Hairiah mengutuk tindakan MU tersebut.
"Saya mengutuk keras aksi guru tak beradab dan tidak bermoral itu. Seorang pendidik yang seharusnya memberikan perlindungan terhadap anak, justru berbuat sebaliknya," ujar Hairiah.
Hairiah mengkhawatirkan tindakan bejat yang dilakukan MU tersebut memakan korban lebih dari tiga orang.
"Bisa saja masih ada korban lain, karena tersangka sebagai guru yang selalu berinteraksi dengan muridnya, sehingga memunyai peluang yang cukup luas untuk melakukan niat jahatnya. Tapi, saya berharap, tidak lagi ada korban,” tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar