Suara.com - "Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi," begitulah sebait teks drama roman karya William Shakespeare, yang tampaknya benar-benar diresapi Adi Yusuf, pedagang nasi lemak di Malaysia.
Adi secara kreatif membuat nama unik untuk merek gerai nasi lemaknya di Taman Segar, Cheras, Kuala Lumpur. Namun, maksud hati menjadi pelaris dan mendapat untung, apa daya kreativitas Adi itu justru menyebabkan malapetaka dan kerugian.
Bukan apa-apa, entah sengaja atau tidak, Adi menamakan warung nasinya itu sebagai "Nasi Lemak GAY", saat memulai usahanya awal Januari 2017.
Awalnya, seperti dilansir laman themalaymailonline.com, Kamis (30/3/2017), nama itu membuat kedai Adi dikunjungi banyak pelanggan. Entah karena nasi lemak buatannya bercita rasa enak, atau, bisa jadi, nama kedai buatannya itulah yang benar-benar bertuah mendatangkan keuntungan.
Namun, malapetaka justru terjadi setelah pelanggan memberikan testimoni dan berinisiatif mempromosikan dengan cara mengunggah foto kedai itu ke media-media sosial.
Warganet yang belum pernah berkunjung ataupun warga luar Kuala Lumpur, justru mempersoalkan nama gerai yang dianggap mempromosikan homoseksualitas. Untuk diketahui, homoseksualitas di negeri jiran itu masih dianggap tabu dan tak disukai.
Kontan gerai milik Adi dikecam, dicerca, pun dikutuk oleh banyak warganet. Bahkan, sejak awal Maret, banyak warga yang menuntut kedainya ditutup.
Adi, setelah menyadari kecaman warganet di media sosial sudah menjalar ke warga dunia nyata, segera membuat klarifikasi.
Ia mengatakan, "GAY" sebagai nama kedainya tidak merujuk pada homoseksualitas, tapi merupakan akronim dari namanya : "Gerai Adi Yusuf".
Baca Juga: Miryam Ngaku Ditekan Penyidik, Tapi Video Tunjukkan Ketawa Bareng
Tapi, klarifikasi Adi ternyata sudah terlambat. Warga tak lagi peduli terhadap pembelaan Adi, dan hanya ingin warung itu ditutup.
"Aku tidak menyangka foto-foto kedai itu 'dipelintir' di media sosial. Orang satu Malaysia berhasil tertipu oleh unggahan itu. Kuasa media sosial begitu menakutkan," tutur Adi penuh penyesalan.
Adi menuturkan, masyarakat menghakimi dirinya tanpa terlebih dulu melakukan cek dan ricek terhadap informasi mengenai kedainya yang beredar di media sosial.
"Mereka menjatuhkan hukuman tanpa terlebih dulu memeriksa. Akhirnya, aku memutuskan untuk sementara berhenti berdagang. Nanti, setelah kecaman itu reda, akan kupikirkan lagi," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh