Suara.com - Pengacara tersangka upaya makar "jilid II" membantah kliennya menduduki Gedung DPR/MPR RI secara paksa untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah pada 19 April 2017.
"Tidak ada itu mau masuk gorong-gorong, menabrak pintu Gedung DPR tidak ada," kata pengacara tersangka upaya makar Ahmad Midan di Jakarta Selasa.
Ahmad menjelaskan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad Al Khaththath menjawab 34 pertanyaan yang diajukan penyidik Polda Metro Jaya.
Namun pertanyaan itu tidak membahas soal rencana menduduki Gedung DPR/MPR RI dan anggaran untuk kegiatan aksi massa.
Ahmad mengungkapkan pertemuan para aktivis yang dijadikan tersangka upaya makar itu digelar di Masjid Baiturahman Jalan Sahardjo Jakarta Selatan terkait "Gerakan Gubernur Muslim Jakarta" yang diketuai Irwansyah.
"Itu hanya membahas teknis mengawasi TPS di Jakarta," ujar Ahmad.
Ahmad menyatakan penyidik harus konkret menetapkan tersangka lima aktivis terkait dugaan upaya makar atau permufakatan jahat dan transparan dalam pembuktiannya.
Menurut Ahmad, menyangkut kepentingan negara dan rakyat hendaknya penyidik tidak sembarangan menetapkan tersangka dugaan upaya makar.
"Harus ada bukti karena kejahatan (upaya makar) tidak sederhana," tutur Ahmad.
Pengacara tersangka upaya makar itu memperingatkan agar data intelijen yang tidak jelas tidak digunakan untuk menangkap aktivis.
Terkait dana yang diperlukan untuk aksi sekitar Rp3 miliar, Ahmad menyebutkan tidak mengetahui hal itu, namun Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI mampu menghimpun anggaran hingga Rp5 miliar.
Dana tersebut menurut Ahmad digunakan untuk operasional aksi "212" dan menyumbang kegiatan kemanusian di Aceh yang didukung lembaga swadaya masyarakat dari Turki.
"Malah dituding katanya berhubungan dengan ISIS," ucap Ahmad. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?