Suara.com - Di tengah acara makan malam bersama tim sukses inti pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyerukan sikap optimistis. Di tengah seruan, dia menyindir marak aksi bagi-bagi sembako menjelang pilkada.
Prabowo mengingatkan tim pendukung Anies-Sandiaga bahwa besok, Rabu (19/4/2017), menjadi babak penentuan.
"Malam hari ini, kita menarik nafas kita, karena besok kita menghadapi peristiwa penting, kita menghadapi suasana yang mengusik hati," kata Prabowo di rumah makan Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017) malam.
Prabowo mengatakan saat ini masyarakat membanggakan sistem demokrasi Indonesia, dimana setiap orang diberikan hak yang sama untuk menentukan pemimpin.
Secara teoritik, demokrasi mengajarkan sistem pemilihan bebas, rahasia, jujur, dan adil. Ini sudah lama dipraktikkan di Indonesia, dimana satu orang mendapat satu hak yang sama.
"Saya dulu di TNI. Saya terus mendorong ke arah demokrasi dan TNI yang mundur secara sukarela dari peran politik aktif. Kita mendorong refomasi, sekarang kita lihat upaya-upaya kecurangan terlalu tampak di depan mata," ujar Prabowo.
Dia mengumpamakan praktik kecurangan di Jakarta sebagai maling. Biasa maling saat beraksi, tidak akan menampakkan diri di tengah publik. Namun, di pilkada kali ini, kecurangan justru begitu vulgar.
"Di depan jutaan mata warga Indonesia, katanya hari tenang, kok bertruk-truk bagi-bagi sembako? Untungnya rakyat kita tidak bodoh, sembako diambil, paket diterima, tetap nyoblos sesuai hati nurani," tutur Prabowo.
Tapi, dia berterimakasih kepada kelompok yang membagi-bagikan sembako. Dia berharap jangan hanya bagi-bagi sembako pada saat pilkada saja agar warga terbantu.
"Terimakasih yang bagi bagi sembako, kalau bisa tambah, rakyat kita susah, pasti yang Maha Kuasa memberikan rezeki, mbok ditambah, lanjut tiap hari bagi sembako terus, jangan udah kaya bawa uang kabur keluar negeri terus," kata Prabowo.
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu