Suara.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan pemilihan kepala daerah Jakarta yang berlangsung panas harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dalam bernegara dan berpolitik.
"Apa yang terjadi kemarin itu sudah sangat berbahaya. Masyarakat terpecah dan terkotak-kotak yang bisa menimbulkan ekses yang sangat besar, yaitu terancamnya NKRI," Hendri di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (27/4/2017).
Apalagi, menurut dia, masih banyak kelompok radikal yang terus berupaya melakukan propaganda dengan tujuan meruntuhkan NKRI. Kondisi yang terjadi pada pilkada Jakarta menguntungkan kelompok semacam ini.
"Memang ada kelompok radikal yang terindikasi menunggangi Pilkada kemarin meski sulit diukur seberapa besar pengaruh kelompok radikal tersebut," katanya.
Menurut dia yang terbaik saat ini adalah seluruh pihak harus bisa kembali bersatu dan tidak terkotak-kotak lagi. Terlebih, pilkada Jakarta tidak hanya membuat Ibu Kota bergejolak, tapi juga membuat seluruh Indonesia panas.
"Tidak hanya terjadi perang antarpartai politik pengusung pasangan calon, tapi juga terjadi intrik dan benturan antarkelompok dan agama yang dipicu pernyataan salah satu calon yang dinilai telah melecehkan ayat suci Al Quran," kata dia.
Menurut dia kejadian serupa tidak boleh lagi terjadi Indonesia. Mengutip Samuel P. Huntington dalam The Clash of Civilitation, Hendri mengatakan pertumbuhan antara budaya dan agama sangat berbahaya bagi suatu negara.
"Kita bersyukur hal-hal negatif itu tidak sampai terjadi. Ini pelajaran bagi kita, bangsa Indonesia, dalam bernegara dan berpolitik," kata dia.
Pelajaran lain dari pilkada adalah perlunya keadilan ditegakkan. Menurut Hendri salah satu penyebab pilkada Jakarta menjadi panas adalah ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa ada ketidakadilan terkait dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Menurut saya ini tidak hanya faktor agama, tapi ada faktor ketidakadilan di situ yang belum terselesaikan," kata Hendri.
Hendri menilai apa yang terjadi selama pilkada Jakarta tidak akan terjadi bila program revolusi mental berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak memberikan kepercayaan penuh pada program revolusi mental Presiden Joko Widodo dan memperingatkan kementerian yang bertanggung jawab untuk bekerja lebih keras lagi.
"Tujuannya agar masyarakat Indonesia tidak berdiri di atas kebhinnekaannya, tapi berdiri di atas tunggal ikanya," kata Hendri.
Tag
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
-
Cak Lontong 'Ronda' Amankan Suara Pramono-Rano di Masa Tenang Pilkada
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
DPR Pertanyakan Kepastian Jumlah ASN yang Pindah ke IKN, Khawatir Infrastruktur Mubazir
-
Wajib Bekerjasama! Mitra dan Ka-SPPG Kunci Sukses Program MBG
-
Kasus Pajak Seret Eks Dirjen dan Bos Djarum, Kejagung Sita Sejumlah Kendaraan hingga Dokumen
-
IDAI Ingatkan: Jangan Berangkat Liburan Akhir Tahun Sebelum Cek Vaksin Anak!
-
Geger Ngaku Anak Polisi Propam dan Pakai Mobil Sitaan, Borok Pria Ini Dibongkar Polda Metro Jaya
-
'Kami Akan Mati di Sini', Sumpah Setia Warga Pulau Pari Pertahankan Tanah Kelahiran
-
Teler Abis Nyabu, Sopir Taksi Online Todongkan Pistol hingga Perkosa Penumpang di Tol Kunciran
-
Bukan Dipecat, Dokter Tifa Bongkar Pengacaranya Mundur, Kini Jadi Garda Depan Roy Suryo
-
Masyarakat Lebih Percaya Damkar daripada Polisi, Komisi III DPR: Ada yang Perlu Dibenahi!
-
Prihatin PBNU Jadi Ajang Rebutan Kekuasaan, Idrus Marham: NU Milik Rakyat, Bukan Elite Kecil!