Suara.com - Menteri Hukum dan Hak Asazi Manusia Yasonna Laoly mengungkapkan bahwa kejadian kaburnya 448 tahanan dari Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pekanbaru, Riau merupakan yang terbesar yang diketahuinya.
"Buat pertama kalinya 'segede' ini," kata Yasonna usai meninjau kondisi Rutan Kelas IIB Sialang Bungkuk Pekanbaru, Minggu.
Rutan itu kelebihan kapasitas yang seharusnya 300 tapi diisi 1.800 atau mencapai 500 persen. Dia melaporkan bahwa yang lari setelah pintu didobrak lebih dari 400 orang dan kini 179 orang yang belum kembali. Di antara yang kembali itu banyak juga yang menyerahkan diri melalui keluarga.
"Saya berharap yang masih di luar untuk kembali daripada ditangkap dan dikejar sama polisi lebih baik menyerahkan diri," katanya berharap.
Untuk menangani persoalan klasik kelebihan kapasitas itu, akan dilakukan berbagai hal seperti penambahan bangunan rutan. Namun itu, kata dia, masih melihat anggaran yang ada.
Ditanyakan apakah akan meminta swasta untuk membangun rutan, dia mengatakan hal itu masih butuh kajian. Selain itu juga harus berdiskusi dulu dengan kementerian keuangan.
Akan tetapi, berdasarkan pantauannya di luar negeri hal yang perlu dilakukan adalah mengubah pola pikir terhadap orang di dalam rutan atau lembaga pemasyarakatan. Paradigma itu harus berbeda seperti di negara lain yang bahkan diberi amnesti.
"Itu dengan mengurangi tapi kalau orang sini bilang masa diampuni. Tapi coba rasakan satu tahun saja bagaimana rasanya di dalam. Kalau mau biar saya bayar, 10 hari saja seharga hotel Rp500 ribu jadinya Rp5 juta, Coba dites," tantangnya.
Oleh karena itu dia meminta harus ada kesadaran yang berubah melihat orang dalam tahanan. Mereka sudah melewati hukuman apalagi dengan keadaan rutan dan lapas yang tidak manusiawi di Indonesia. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram