Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau menyelidiki adanya pungutan liar dalam di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pekanbaru, Riau. Dugaan adanya pungli inilah yang ditenggarai menjadi pemicu didobraknya pintu dan berakibat ratusan tahanan kabur.
"Saya tak tahu kalau ada pungli, saya sering cek, tapi memang tak ada laporan pungli. Kita akan lakukan pemeriksaan secepatnya mulai besok (6/5/2017)," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Ferdinand Siagian di Pekanbaru, Riau, Jumat (5/5/2017) malam.
Akan tetapi, dia mengatakan memang ada pungutan biaya tahanan dan narapidana karena kelebihan kapasitas, meskipun hal itu dalam aturan tak ada.
Rutan di Sialang Bungkuk berkapasitas 361 orang, akan tetapi diisi 1.870 tahanan.
Dalam satu sel seharusnya untuk 10-15 orang, akan tetapi dibenarkan oleh Ferdinand bahwa di rutan itu ada satu sel isinya 30 orang.
Rutan biasanya diperuntukkan bagi tahanan yang belum divonis, namun di tempat itu sekitar setengahnya narapidana.
Menanggapi hal itu, Kakanwil Ferdinand mengatakan bahwa hal tersebut boleh bagi yang masih satu tahun.
"Kelebihan kapasitas jelas, kalau untuk narapidana boleh satu tahun. Dua tahun ke atas itu harus di lembaga permasyarakatan," ungkapnya.
Baca Juga: Satu Tahanan Kabur Dari Rutan Pekanbaru Tertangkap di Siak
Dalam laporan Satuan Binmas Polresta Pekanbaru disebutkan bahwa hasil keterangan dari para penghuni rutan yang sudah diamankan kembali, akar permasalahannya pungli terhadap narapidana, narapidana tidak mendapatkan pelayanan yang baik, terjadi penganiayaan terhadap narapidana, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, dan kesempatan beribadah dibatasi.
Selain itu, jam besuk dibatasi dan apabila ditambah harus membayar, serta perlakuan petugas rutan yang tidak sesuai ketentuan. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial