Suara.com - Malam ini, mulai jam 22.00 WIB, Jalan R. M. Harsono, depan Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, ditutup untuk kendaraan umum. Penutupan jalur tersebut berkaitan dengan persiapan pengamanan sidang pembacaan putusan perkara penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Selasa (9/5/2017).
"Saya perkirakan di atas jam sepuluh. Melihat warga masyarakat sudah tidak banyak menggunakan jalan ini akan kami tutup, supaya kami bisa menempatkan peralatan di sana untuk pengamanan besok," ujar Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan di Auditorium Kementerian Pertanian.
Sejak siang tadi, aparat kepolisian melakukan sterilisasi kawasan Kementerian Pertanian. Sterilisasi ini juga bagian persiapan pengamanan.
"Kami juga sudah siapkan personil pengamanan dan juga mulai malam hari ini, gedung Kementan yang akan dipakai untuk sidang besok, sudah lakukan sterilisasi, kemudian kami tutup dan kami jaga," kata dia.
Pengamanan dibagi menjadi empat ring. Ring pertama yaitu di dalam ruang sidang, ring kedua di luar sidang, ring tiga di area gedung, dan ring empat di simpul-simpul jalan raya.
"Juga ada beberapa objek vital dan fasilitas pemerintah fasilitas umum yang juga kita lakukan pengamanan seperti contoh di mal, Citos (Cilandak Town Square), Blok M, Pondok Indah, di kantor pemerintah, di kantor kejaksaan, ada beberapa titik yang juga kita lakukan pengamanan. Cukup banyak personil yang kita kerahkan dalam pengamanan besok dalam rangka untuk mengantisipasi," ucap Iwan.
Peningkatan keamanan sekitar gedung kementerian dilakukan karena diperkirakan, besok, akan berlangsung aksi massa besar-besaran, baik pro Ahok dan kontra Ahok.
"Mungkin jumlahnya akan lebih banyak dari biasanya karena besok sidang terakhir," kata Iwan.
Demi ketertiban bersama, polisi telah menyiapkan tempat untuk penyampaian aspirasi.
"Untuk orasi besok kita tempatkan di depan gedung Kementan, seperti biasa saja, cuman memang posisinya kita jauhkan sedikit. karena saya melihat dari kelompok masing-masing sudah menggunakan mobil komando dengan sound system yang begitu kuat, sehingga ini menimbulkan kerawanan," kata dia.
Baca Juga: HTI: Kami Legal, Tak Pernah Langgar Hukum
Iwan berharap jumlah massa yang datang tidak terlalu banyak.
"Kepada pendukung maupun kelompok dari Basuki Tjahaja Purnama maupun dari GNPF MUI saya berharap untuk tidak banyak datang untuk hadir mengikuti jalannya sidang besok. Cukup saja beberapa orang yang di dalam ruang sidang atau beberapa pihak yang hadir," kata dia.
Berita Terkait
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Dedi Mulyadi Berlutut di Depan Kereta Kencana: Antara Pelestarian Budaya dan Tuduhan Penistaan Agama
-
Ahok Ikut Komentar Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR: Mau Rp1 Miliar Sebulan Oke
-
Ahok Tak Masalah kalau Gaji Anggota DPR Rp1 Miliar Sebulan, Tapi Tantang Transparansi Anggaran
-
CEK FAKTA: Ahok Sebut Jokowi Terseret Korupsi Pertamina Rp 193,7
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak