Suara.com - Seorang pelajar tewas berlumuran darah di rumahnya, Kompleks Taman Kedaung, Jalan Mawar 12 Blok D4/14, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (17/5/2017).
Pelajar bernama Raul tersebut, tewas dalam posisi bersujud sembari erat mendekap sang ibu yang sekarat, Ipoh, Rabu malam. Diduga, keduanya menjadi korban penganiayaan.
Jefran (13), saksi mata, mengatakan kegegeran tersebut bermula ketika dirinya mendengar pekik lemah Raul dan sang ibu dari dalam rumah.
”Kebetulan saya lewat depan rumahnya, dan mendengar ada orang minta pertolongan. Ketika saya coba masuk karena saya kenal Raul, ada banyak darah. Raul sujud sambil memeluk ibunya di halaman rumah. Ada banyak darah,” tuturnya.
Ia mengatakan, berani memasuki rumah untuk memeriksa keadaan karena kenal terhadap Raul yang merupakan siswa kelas 2 SMA.
Setelah mengetahui peristiwa itu, Jefran keluar dan berteriak meminta pertolongan Linda, tetangga satu kompleks itu.
Warga yang mulai berdatangan langsung membawa ibu dan anak itu ke rumah sakit terdekat.
Sang ibu sekarat dan tengah mendapat perawatan intensif. Sementara Raul dinyatakan meninggal dunia.
Menurut keterangan warga setempat, Raul dan ibunya hanya berdua di dalam rumah tersebut. Sang ayah sudah lama meninggal dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Setelah Persediaan AS Berkurang
Kapolres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Fadli Widiyanto mengatakan, sudah tiga saksi yang diperiksa terkait kasus pembunuhan tersebut.
"Selain memeriksa tiga saksi, kami sudah menyita sebilah pisau dan obeng. Kedua benda itu diduga untuk melukai korban. Soal pelaku, masih dalam penyelidikan," tutur Fadli, Kamis (18/5/2017).
Ia mengatakan, Raul tewas setelah mendapat luka tusukan di bagian dada dan lehernya. Sementara sang ibu sekarat karena mendapat luka bacokan di bagian belakang kepala.
"Motifnya diduga bukan perampokan, karena sementara ini belum ditemukan ada barang yang hilang," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu