Pengamat terorisme Sidney Jones mengatakan bahwa pentingnya pendidikan bagi anak-anak yang berada di negara konflik. Pasalnya, kelompok anak-anak ini sangat mudah dipengaruhi oleh pemikiran dan tindakan dari kelompok radikal. Apalagi terhadap anak-anak yang orangtuanya pernah diduga terafiliasi dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Ada masalah yang masih belum terselesaikan. Bagaimana kita bisa memikirkan masa depan anak-anak di daerah jihad atau konflik. Misal Suriah, maupun di sini (Indonesia)," kata Sidney dalam diskusi Jakarta Geopolitical Forum yang digelar Lembaga Ketahanan Nasional, di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2017).
Kata Sidney, anak-anak yang berada di daerah konflik tersebut tidak menutup kemungkinan terpengaruh dengan ISIS. Sebab, orangtuanya bisa saja diduga menjadi bagian dari kelompok esktrimis tersebut.
"Kalau misalnya sudah ada ratusan anak yang terpengaruhi ISIS. Mungkin karena mereka menjadi bagian dari anggota keluarganya yang dideportasi dari Turki (diduga tergabung ISIS)," katanya.
Untuk itu, Sidney menegaskan bahwa untuk mengatasi itu semua pihak perlu memikirkan masalah pendidikan anak-anak tersebut. Dengan demikian, anak-anak tersebut juga bisa kembali diterima di masyarakat.
"Kita harus memikirkan sekolah mereka. Supaya mreka bisa direintegrasi di dalam kehidupan Indonesia," jelas Sidney.
Ia mencontohkan bagaimana ribuan anak-anak pengungsi Suriah yang tidak mendapat pendidikan sama sekali di tempat-tempat pengungsian.
"Nasib ribuan anak-anak Suriah yang sudah jadi pengungsi. Sekarang ini tanpa pendidikan apapun dalam camp-camp pengungsi," katanya.
Menurut Sidney, jika tidak ada kepedulian dari negara, anak-anak tersebut tidak menutup kemungkinan akan ikut juga terpengaruhi paham radikal ISIS.
Baca Juga: SOKSI: Isu SARA Sangat Membahayakan Kesatuan Bangsa
"Bagaimana masa depan mereka, mereka juga akan terpengaruhi paham radikal kalau tidak ada intervensi dari negara," tutup Sidney.
Berita Terkait
-
Bangun Kota Ramah HAM, Komnas HAM Teken MoU Dengan INFID
-
Analis: Isu Intoleransi Akhir-akhir Ini Diciptakan Elite Politik
-
Siswi Berjilbab Pegang Pistol Umumkan Setia ke Boko Haram
-
Di Lokasi Perang, WNI Irak Kirim Pesan ke Jokowi Jaga Pancasila
-
Yusril: Pemerintah Bisa Terkesan Tak Bersahabat Dengan Islam
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus
-
Kaesang Blak-blakan Soal Cacian PSI: Kita Ini Gajah, Biarkan Saja!
-
Jelang HUT ke-11, Kaesang Sebut PSI Masuki Era Baru dan Siapkan Strategi AI untuk Pemilu 2029
-
Kebakaran Hebat di Palmerah Hanguskan 50 Rumah, 350 Warga Mengungsi
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto