Suara.com - Geliat kaum homoseksual di ibu kota sebenarnya bukan cerita baru. Namun, aktivitas mereka menjadi perhatian setelah terusik oleh polisi. Salah satunya adalah, penggerebekan Atlantis Gym di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menjadi tempat pesta privat mereka.
Menurut versi kepolisian, pengelola tempat fitness tersebut memunyai paket promosi untuk kaum gay pengunjung mereka yang masih berusia belia, antara 17 tahun hingga 25 tahun.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Nasriadi mengungkapkan, homoseks belia yang biasa disebut “popcorn” itu diberikan promosi khusus berupa tarif murah untuk mengikuti pesta.
“Ada paket promosi yang dinamakan ‘Gold’, yakni popcorn yang mau ikut hanya dimintakan uang Rp72 ribu. Kalau mereka registrasi sebelum jam empat sore, juga dapat keringanan tarif, yakni Rp160 ribu. Normalnya, peserta dikenakan Rp185 ribu,” tutur Nasriadi, Selasa (23/5/2017).
Ia mengatakan, itu adalah informasi yang didapat polisi. Namun, ketika dilakukan pemnggerebekan, Minggu (21/5) malam, tak didapati ada peserta pesta yang masih belia.
Sementara Kapolres Jakut Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, peserta pesta gay tersebut digalang melalui pesan berantai dari layanan WhatsApp maupun Blackberry Messenger (BBM).
"Dari hasil pemeriksaan yang terbaru, mereka datang ke sana karena ada broadcast ajakan manajemen (Atlantis Jaya). Mereka yang pernah datang kemari dicatat identitasnya, kemudian dicatat nomor ponselnya, lalu pada saat ada event, mereka langsung membroadcast," kata Dwiyono.
Dwiyono mengatakan, tempat tersebut biasanya ramai pengunjung tiap akhir pekan.
Baca Juga: Ditangkap, Tetua Geng Motor Jagakarsa Komat-Kamit Baca Mantra
"Utamanya hari Minggu, cukup ramai dan mereka mengadakan event pertunjukan striptis," terangnya.
Pengunjung yang datang untuk ikut menikmati acara bertema “The Wild One” hanya membayar Rp185 ribu, sudah termasuk kondom, pelicin, dan handuk.
Dwiyono mengatakan acara pesta komunitas gay tersebut berlangsung sangat tertutup. Acara ini juga mendapatkan pengamanan ketat, tidak semua orang bisa gabung.
"Mereka yang tidak dikenal harus memberikan KTP. Mereka kebanyakan ini member ya. Tertutup sekali aktivitasnya. Nggak sembarangan," ujar Dwiyono.
Pengunjung acara yang diamankan, kata dia, rata-rata berusia 25 sampai 35 tahun. "Belum ditemukan di bawah umur," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Baru Menjabat, KSP Qodari Langsung Kaji Kebijakan Impor BBM Satu Pintu, Waspadai 'Blind Spot'
-
Tangkap Delpedro Marhaen dkk, Asfinawati: Logika Sesat, Polisi Anggap Demo Perbuatan Terlarang!
-
Apakah Boleh Erick Thohir Jadi Ketum PSSI dan Menpora Sekaligus? Ini Aturannya
-
Tangis Pecah di Sertijab KSP: M. Qodari Gantikan AM Putranto, Agenda Perumahan Jadi Prioritas
-
Misteri Orang Hilang Pasca-Demo Rusuh, Eko Ditemukan Jadi Nelayan di Kalteng
-
Demo Ojol di DPR Sepi Imbas Ada Pecah Sikap soal Pemotongan Komisi
-
Terjerat Utang Pinjol, Perempuan di Depok Nekat Karang Kisah Begal hingga Bikin Geger Warga
-
Detik-detik Mencekam Evakuasi 6 Kopassus di Elelim, Diserang Massa Saat Rusuh Berdarah di Papua
-
Ketua Animal Defenders Indonesia Jadi Tersangka Penipuan, Kasus Bermula dari Laporan Melanie Subono
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik