Suara.com - Masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat kembali dikejutkan dengan terdamparnya seekor Paus di daerah mereka, tepatnya di Pantai Kepala Lobang, Desa Sole, Kecamatan Huamual Belakang.
Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura, menyatakan raksasa mamalia yang hidup di lautan itu ditemukan pertama kali dalam keadaan masih hidup, tetapi kemudian mati.
Peristiwa paus terdampar di pantai merupakan fenomena alam yang sangat langka.
Pejabat Desa Sole, Ahad Asma mengatakan, paus naas itu ditemukan pertama kali oleh Sharir, nelayan setempat.
Lelaki berusia 34 tahun itu sedang memeriksa speedboatnya di pantai, ketika ia mendengar suara dari benda besar yang menyemburkan air.
Ia lalu mendekat dan mendapati benda besar itu ternyata seekor paus. Dia lalu memberitahukan temuan itu kepada warga desa sehingga mereka beramai-ramai berdatangan ke Pantai Kepala Lobang untuk melihat secara langsung.
Setelah melakukan musyawarah dengan Kepala Desa Sole maupun sejumlah tokoh masyarakat setempat, warga secara bersama-sama mendorong paus tersebut ke laut. Namun karena badannya terlalu besar, hewan itu akhirnya mati karena terlalu lama terdampar di tepi pantai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Danramil Piru Kapten Inf Atok Laturake mengatakan, paus tersebut memiliki panjangnya 23 meter, lebar sekitar 4 meter. Beratnya belum dapat diketahui.
Penyebab kematian diduga karena pengaruh aktivitas kapal yang kerap melintas di perairan tersebut dan cuaca yang melanda Maluku akhir-akhir ini sangat buruk, yang sangat mengganggu kehidupan biota laut termasuk paus tersebut.
Baca Juga: 400 Ekor Paus Terdampar di Pantai, Ratusan Mati
Namun demikian, Danramil Atok menyatakan anggotanya juga telah melakukan pemeriksaan, dan menyimpulkan penyebab kematian karena usia yang sudah tua.
Karena usianya yang terbilang sudah tua, menyebabkan ikan paus tersebut dengan mudahnya terseret arus laut dan terbawa oleh ombak hingga ke tepi pantai.
Saat ini, bangkai paus besar itu masih berada di Pantai Batu Lobang dan menjadi tontonan masyarakat sekitar.
Menurut Danramil Atok, masyarakat masih bingung harus melakukan apa dan mereka khawatir bangkai paus itu akan membusuk dan mencemari lingkungan sekitar seperti yang pernah terjadi di Pantai Desa Iha,Kecamatan Huamual, juga di Kabupaten Seram Bagian Barat beberapa waktu lalu. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi