Belakangan ini, lembaga kepolisian menjadi salah satu topik yang menarik untuk diperbincangkan di kalangan publik. Pasalnya, dalam beberapa kasus belakangan yang tengah ditangani, tidak pernah lepas dari pandangan positif dan negatif publik.
Sebut saja misalnya kasus dugaan makar yang dilakukan oleh sejumlah aktivis, Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, ditangkap dengan tuduhan makar saat hendak ikut aksi pada tanggal 2 Desember 2016.
Selain itu, penanganan kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai mendapat keistimewaan dari Polisi, sementara dalam penanganan kasus yang dituduhkan kepada sejumlah ulama dan aktivis begitu tegas.
Perdebatan ini yang terus bergulir di masyarakat, hingga akhirnya muncul pandanan positif dan negatif kepada kepolisian.
Menanggapi hal tersebut, pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, jika dilihat dari rentetan proses penanganan sejumlah kasus oleh kepolisian, ada kecenderungan tidak murni karena adanya tindakan pidana.
"Misalnya penangkapan Sri Bintang Pamungkas dan yang lain, memang ada kecenderungan tidak murni ke arah pidana," kata Bambang kepada Suara.com, Kamis (8/6/2017).
Bambang melanjutkan, Polri perlu meningkatkan sikap-sikap yang menjukkan jiwa profesionalitasnya saat menangani kasus. Jangan sampai ada keberpihakan kepada kelompok atau seseorang tertentu.
"Karena Polisi itu tunduknya pada hukum dia. Jadi kalau peristiwa kira-kira dianalisis, hukumnya atau aturannya yang dilanggar belum jelas, saya kira diselidiki saja dulu secara profesional," tutur Bambang.
Baca Juga: Oknum TNI dan Polri Diduga Ikut Aksi Persekusi
"Kalau bukti sudah lengkap, saksi-saksi keterangannya lengkap, baru diambil keterangan hukum,"
Kata dia, Polri tidak boleh gegabah dalam menangani perkara, sebab pasti akan langsung mendapatkan respon dari pubik, entah respon itu positif atau tidak.
"Jadi Polri jangan kemudian gegabah. termasuk yang akhir-akhir ini, masalah perkusi dan lain-lain, jangan gegabah. Justru nanti masyarakat jadi goncang," kata Bambang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Tuntutan TGPF 98 di PTUN: Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan dan Minta Maaf ke Publik
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email